Quantcast
Channel: kadekarini - Indonesian Travel Blogger
Viewing all 136 articles
Browse latest View live

Destinasi Lengkap di Ujung Kulon

$
0
0
Ujung Kulona very nice wild trip, beautiful islands where could be reach for 3 days with good budget. Very Recomended for Jakarta' sweet escape.


Pulau Peucang, Ujung Kulon.
Kira-kira begitulah serangkaian kalimat yang bisa menggambarkan trip saya ke Ujung Kulon. Sebagai pekerja kantoran yang tidak memiliki waktu banyak untuk travelling, saya selalu menyisihkan waktu weekend khusus untuk lari dari hirup pikuk kota. Gak terbayang kalau tiap hari terbalut asap kendaraan, menghirup polusi kota, terpaksa menghadapi kemacetan jalan, dan harus menghadapi hal yang sama di saat weekend. Kayanya kenikmatan hidup di rampas aja haha.
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Cerita weekend kali ini, saya terdampar di sebuah pulau dekat Jakarta, gak dekat sih 8 jam perjalanan darat plus 4 jam nyebrang kapal. Sebenernya sama aja kaya waktu perjalanan ke Jakarta-Yogyakarta, tapi karena Ujung Kulon bisa di sebrangi dari Banten jadi terlihat lebih dekat aja sama Jakarta.
On the way to Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Ketika berencana ke Ujung Kulon, pastikan kalau tidak berangkat sendiri, karena jatuhnya akan mahal dibandingkan kalau berangkat bareng dan bisa sharing cost. Berangkat dengan 17 orang lainnya, ini pertama kalinya buka open trip untuk sharing cost, tapi sebenernya yang ikut ya temen-temen yang kenal juga sih. Bedanya saya dan partner yang arrange semuanya.
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Perjalanan dimulai pukul 21.00 dari Jakarta menuju ke Banten melewati Cilegon dan Anyer. Sepanjang 8 jam perjalanan yang muncul di ingatan cuma kepala yang kejedot sana-sini, posisi duduk yang terpental-pental, sisanya bunga tidur haha. Berasa ilang ingatan tau-tau udah sampai di rumah Pak Koni (pemilik kapal yang saya sewa).
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Jam 07.00 kapal sudah siap ditumpangi untuk menyebrang dari Sumur menuju ke Pulau Peucang. Dibutuhkan waktu menyebrang kurang lebih 3-4 jam untuk bisa sampai di Pulau peucang. Udara sangat terik, langit cerah, dan seperti biasanya saya ketiduran di deck kapal.

Pulau Peucang
Pulau Peucang merupakan sebuah pulau yang lokasinya bersampingan dengan Taman Nasional Ujung Kulon.
Babi hutan berkeliaran di Welcome gate Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Kalau memasuki kawasan Taman Nasional ujung Kulon sudah pasti melewati pantai di Pulau Peucang. Pertama menginjakan kaki di dermaga Pulau Peucang langsung di sambut babi hutan dan monyet yang berkeliaran di pantai. Haaa berenang bareng babi hutan banget nih ?? ya kapan lagi kan kejadian langka ini terjadi haha.
Banyak monyet berenang di pantai. Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Kejernihan air Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Tekstur pasir putih Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Tekstur pasir putih, air yang jernih dengan latar belakang pepohonan bakau membuatnya menjadi magnet utama bagi traveler yang hendak mengunjungi Ujung Kulon. Awalnya saya sempat ragu apakah benar P.Peucang memiliki air sejernih dan pasir seputih itu, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan kota Jakarta. Namun, itulah gunanya harus membuktikan dan merasakkannya sendiri, dan buat saya sendiri, Pulau Peucang dengan kejernihan air nya sangat recommended banget, melihat letaknya yang bisa dicapai dengan tidak sulit dari Kota Jakarta. 
Guest house di Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Di Pulau Peucang juga terdapat guest house penginapan yang di kelola oleh Pengelola TN Ujung Kulon. Pengunjung yang berniat menginap di Pulau Peucang tidak diperbolehkan ber camping melainkan harus menyewa penginapan.
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000

Trekking Hutan Tropis, Karang Copong
Di belakang pantai Peucang terdapat hutan hujan tropis dimana jika beruntung kita bisa melihat badak jawa yang merupakan habitat yang hampir punah. 
Trekking Hutan hujan tropis, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Trekking di Karang Copong selama 3-4 jam di hutan hujan tropis ini salah satu yang berkesan buat saya. Karena Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki hutan hujan tropis terbanyak. Jangan lupa untuk mengoleskan krim anti nyamuk, karena banyak nyamuk di hutan. 
Trekking Hutan hujan tropis, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Sepanjang trekking di Hutan hujan tropis ini, kita akan nemuin para rusa bertebaran. Sayangnya badaknya gak muncul saat itu. Ujung dari trekking ini yaitu sebuah pantai dengan view yang bisa di lihat dari atas tebing.
Ujungnya Trekking Hutan hujan tropis, yaitu karang copong. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Cidaon Savanna
Katanya waktu terbaik untuk mengunjungi Savanna Cidaon adalah pukul 08.00-10.00 pagi dan 15.00-17.00 Sore. Karena waktu tersebut adalah waktu dimana para margasatwa sedang mencari makan dan keluar dari tempat persembunyian. Denger-denger lagi, nanti akan ada banyak banteng, rusa berkeliaran di padang savanna ini. Pertama kali berkunjung ke padang savanna waktu di Taman Nasional Baluran, saya sangat terkesima ”That was the real wild life experience”. 
Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Berasumsi sama, saya mengusahakan untuk bisa sampai di Cidaon tepat pukul 16.00. Begitu sampai di lokasi, banyak hewan sedang berkumpul di padang savanna yang tidak berukuran terlalu luas itu. Saya berusaha mendekat untuk menjelasakan apakah kerumunan hewan yang sedang berkumpul itu banteng atau sapi yang saya lihat ? karena kalau sapi mah di lapangan bola samping rumah juga ada. Kata guide nya, itu banteng betina yang memang bentuknya seperti sapi. Awalnya niat foto close up bareng banteng, tapi gagal karena kita gak boleh berada dengan jarak dekat. Karena akan membuat sang banteng kabur.

Camping di Pulau Handeleum
Dari awal emang berniat wild trip, makanya ittinerary disusun untuk nge camp. Tapi karena di P.Peucang gak di perbolehkan camping, jadi kami camping di Pulau Handeleum. And this was the place where the story began…..
Camping di Pulau Handeleum. Fenomena air nyala nya terjadi tepat di depan tenda kami disini. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Sesampainya di Pulau Handeleum pukul 22.00. Kita langsung bergegas mandi. Disana ada toilet umum yang bisa digunakan, tapi entah kenapa di semua toilet umum air gak ada yang nyala. Jadinya kami nelusup mandi di kamar mandi penginapan yang tamunya udah pada tertidur lelap. Kebetulan kamar mandinya ada gak di dalam kamar, melainkan ada di luar kamar jadi bisa dimasukkin deh huehehe. Makasi ya kamar mandinya mbak-mbak cantik yang sedang tertidur pulas haha.

Selesai mandi dan merakit tenda, kami duduk bersantai sambil masak-masak. Tenda kami berdiri tepat di belakang pantai kecil yang biasa di gunakan para nelayan untuk memulai mencari ikan. Salah satu teman saya pergi ke pantai dan bermain air. Kemudian dia berteriak “woy liat deh airnya nyala”. Serentak semua kaget dan datang untuk membuktikannya. Ternyata benar air di Pulau Handeleum kalau malam hari jika disentuh, nyala berwarana hijau neon seperti tempelan glow in the dark yang ada di tembok. Kaget dan terkagum kagum, karena di Ujung Kulon kita bisa nemuin fenomena yang sama seperti di Maldives, gak usah jauh-jauh ke Maldives ! haha. Sayangnya fenomena ini gak ada yg bisa ditangkap oleh kamera. Fyi setelah googling dan cari tahu Fenomena ini di sebut "Bio-Luminescence" ombak seperti ini bila masih jauh dari daratan tidak akan bercahaya bila ombak akan sampai ke daratan dan menimbulkan percikan air kecil maka akan terlihat cahaya yang berkilau, fenomena ini sangat jarang terlihat sekalipun di pantai. Disarankan kalau ke Ujung Kulon camping di sini ya, tapi jangan heran kalau malam-malam tenda nya di seruduk rusa hahaha.

Rain Forest, Sungai Cigenter
Yang paling ditunggu-tunggu dan saking penasarannya yaitu main kano di Sungai Cigenter sambil ngelihat buaya dan ular yang bersembunyi di balik pohon mangrove. Haha. 
Canoe-ing di Sungai Cigenter. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Kabarnya di sungai ini banyak buaya dan ular liar, tapi pas tanya sama guide nya “ga ada tuh buaya asli, adanya buaya darat” yaelah pak lawakan nya lawas banget sih. Waktu liat foto-foto Sungai Cigenter, gak percaya kalau sungai yang di kelilingi pohon mangrove ini ada di Jawa Barat, kirain Kalimantan doang yang punya. “But, that was the best moment of all”. Dayung kano di tengah sungai yang dirindangi oleh pohon mangrove, gak dayung sih lebih tepatnya di dayungin hehe. 
Canoe-ing di Sungai Cigenter. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Trip Canoe-ing di Sungai Cigenter ini berlangsung 1.5-2 jam pp. Salah satu tipsnya, cari pendayung yang oke, karena kalau engga perahu nya akan nyungsep-nyungsep di pohon dan bisa-bisa baju kita kesangkut di ranting pohon (pengalaman pribadi :p).

Pulau Badul
Kebanyakan open trip yang ada gak memasukan destinasi Pulau Badul, karena eksistensi nya yang tidak setenar Pulau Peucang. Pulau Badul ini letaknya gak jauh dari Sumur, jadi sebenarnya bisa dimasukan ke ittinerary di jalan pulang. 
Underwater Pulau Badul. Ujung Kulon. Photo by Rizal
Menurut saya, sepanjang trip di Ujung Kulon, snorkeling site paling tepat yaitu di Pulau Badul, mungkin karena jarang di kunjungi jadi bawah lautnya masih bagus dan airnya tidak keruh di banding  snorkeling di sekitar P.Peucang. Sisi negatifnya, Pulau Badul seperti tidak mengizinkan orang untuk menginjakkan kaki di pantainya. Karena kapal harus berehenti di tengah laut dengan jarak yang cukup jauh dari daratan. Ketika saya berenang untuk mencapai daratan, terdapat banyak sekali karang yang tidak memungkinkan saya untuk berjalan. Tetap penasaran, saya mencoba berjalan satu atau dua kali, yang ada malah telapak kaki ketusuk karang atau kepeleset jatoh, celana robek kesangkut karang. Yaudah hopeless, balik ke tengah lagi deh berenang.

Nunggu jemputan perahu after Canoe-ing di Sungai Cigenter. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000
Pukul 16.00 di hari Minggu kita udah sampai di Sumur untuk berangkat kembali ke Jakarta. Kalau tinggal di daerah JABODETABEK daripada hangout di Mall terus, sekali sekali harus cobain wild trip ke Ujung Kulon. Untuk Trip Ujung Kulon ini, saya cukup membayar 620.000/per orang. 


Budget Timetable untuk kapasitas 19 orang.
  • Sewa Elf Jakarta – Sumur –Jakarta = 4.000.000
  • Biaya parkir Elf = 200.000
  • Sewa Kapal untuk Island Hopping 2 hari 1 malam + makan 5 kali = 4.500.000
  • HTM masuk TN Ujung Kulon = 7500/orang
  • HTM masuk TN Ujung Kulon = 100.000/kapal
  • HTM masuk P.Handeleum = 100.000/kapal
  • Mendirikan Tenda P.Handeleum = 75.000/tenda
  • Kano di Sungai Cigenter = 50.000/orang
  • Tips supir dan guide = 500.000 


Kontak 
Sewa Kapal : Pak Koni (091906296363)


Kejujuran di Tanah Sumba (Sumba Part 1)

$
0
0
Selamat datang di Pulau Sumba, sebuah pulau yang masih sangat terjaga keasliannya. Tarian elang yang sedang saya saksikan siang itu seperti menyambut saya dengan wajah penuh semangat. Banyak yang belum tahu tentang keberadaan Pulau Sumba,, memang Pulau Sumba tidak setenar pulau-pulau tetangganya, seperti Pulau Komodo, maupun pulau Lombok. Banyak yang mengira kalau Sumba adalah Pulau Sumbawa, NTB. Padahal Pulau Sumba terletak di Provinsi NTT dan diapit oleh Pulau Bima dan Pulau Flores. Sebuah pulau tersendiri yang tidak memiliki akses darat untuk menuju pulau lain.


Foto berama Kenny @kartupos, anggey dan anak anak desa Ratenggaro. (Photo taken by Samsung NX3000)
Siapa sangka akhir dari project #NX3000IniIndonesia ditutup dengan mengeksplor keindahan Pulau Sumba yang di rangkum dalam sebuah hashtag #NX3000ExploreSumba. Sebuah keputusan yang harus dibuat secara matang untuk memilih Sumba sebagai destinasi tujuan akhir tahun dari #NX3000IniIndonesia dalam mengaggumi alam Indonesia.

Bukan hanya tingkat popularitas Pulau Sumba yang mungkin tidak setenar pulau-pulau wisata lainnya, tapi juga minimnya sumber informasi untuk wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Sumba. Namun hal ni yang menjadi semangat pacu bagi kami untuk mengeksplor keindahan Sumba.

Pesawat Jet Garuda yang mengantar kami dari Bali menuju Tambaloka, Sumba (Photo taken by Samsung NX3000)
Perjalanan ke Sumba dari Jakarta akan melalui penerbangan transit dari Denpasar, Bali kemudian dilanjutkan penerbangan selama 1 jam menuju Tambaloka, Sumba Barat, kota terbesar ke dua di Pulau Sumba.

Tiba di bandar udara Tambaloka, Sumba Barat (Photo taken by Samsung NX3000)


Setibanya di Bandara kami langsung disambut oleh pak Iwan, tour guide kami selama di Sumba. Kabarnya beliau jugalah yang mengantar para cast dari film Pendekar Tongkat Emas selama syuting di Sumba.

Wanita Desa Ratenggaro sedang latihan Menari untuk menyambut tamu asing besok (Photo taken by Samsung NX3000)
Destinasi pertama yaitu, Kampung Ratenggaro, sebuah kampung yang dijadikan kawasan wisata karena letaknya yang langsung berhadapan dengan samudra hindia dan terdapatnya kuburan-kuburan tua khas Sumba. Kuburan orang Sumba berbentuk kubus naik keatas, konon mayatnya di letakkan diatas tanah kemudian di tutup oleh beton. 

Potrait of Ratenggaro man Childhood's nature playground  (Photo taken by Samsung NX3000)
Pemandangan dari desa Ratenggaro langsung menghadap ke Samudra Hindia  (Photo taken by Samsung NX3000)
Rumah di Desa ratenggaro masih sangat asli dengan atap runcing dan dinding bermaterial bambu. Bertingkat 3 dengan fungsi di masing masing level. Tingkat pertama di jadikan kandang, tigkat kedua sebagai ruang utama untuk beraktivitas penghuni rumah, dan tingkat ke tiga untuk menyimpan barang-barang leluhur serta bahan pangan.

Happiness is real when only we shared  (Photo taken by Samsung NX3000)
Dengan alam yang begitu indah pun, anak-anak Sumba hidup dengan penuh keceriaan, mereka memang belum mengenal kecanggihan teknologi, tapi mereka bisa lebih bahagia dengan caranya. Dengan cara bercengkrama dengan alam dan teman-teman sebaya. It's not about the place where we can find happiness, because happiness is only real when we shared. And that's what they do. 

Childhood's nature playground  (Photo taken by Samsung NX3000)

Childhood's nature playground  (Photo taken by Samsung NX3000)
Kejujuran di tanah Sumba sangat terasa ketika kami lebih jauh mendapat kesempatan untuk bercengkrama dan bermain bersama warga lokal. Salah satu yang paling saya ingat ketika kami datang ke tempat pembuatan kain tenun, karena saat itu kami tidak membawa uang cash, jadi kami bertanya apakah bisa menggunakan kartu debit. Kagetnya bapak penjual bilang "bawa dulu saja, nanati di transfer kalau sudah nemu ATM di jakarta ga apa apa". Sederhana tapi seneng rasanya di jaman sekarang masih ada orang yang masih percaya ke orang baru. it was simply made my day :)

Childhood's nature playground  (Photo taken by Samsung NX3000)


Cheers,
kadekarini


Air atau Kaca di Danau Weekuri (Sumba Part 2)

$
0
0
Masih di hari pertama, Setelah dari Kampung Ratenggaro, kami langsung menuju ke danau Weekuri, perjalanan memakan waktu 2 jam dari desa Ratenggaro. Danau Weekuri adalah salah satu hidden tressure di Sumba Barat, 60 km dari pusat kota Sumba Barat. Merupakan danau air payau yang tingkat kejernihannya berani di bandingin sama sebuah kaca !



Danau Weekuri, Sumba Barat 16.00 (photo taken by Samsung NX3000)
Sampai sekarang masih terbanyang hebatnya sang explorer pembuka jalan melihat letaknya yang berada di daerah terpencil. Asal mula adanya Danau Weekuri yaitu, karena adanya air laut yang terperangkap berbatuan sehingga air yang di hasilkan di Danau Weekuri merupakan air laut yang masuk lewat celah celah lubang oleh karena itu disebut sebagai lagoon. Fenomena ini hampir sama seperti Pulau Sempu yang ada di Malang (click the link for the stories)

Pose ngapung wajib, tapi emang nikmat banget pose kaya gini  (photo taken by Samsung NX3000)
Pertama kali melihat Danau Weekuri secara langsung, decak kagum saya melonjak untuk tidak pikir panjang langsung nyemplung. Tidak ada orang lain selain kami semua ber 9 dari tim Samsung, tanpa mempersiapkan baju ganti saya dan anggey langsung loncat ke danau. Kalau dipikir, jika saya memilih untuk tidak nyemplung ke danau Weekuri karena perkara tidak ada ruang untuk ganti baju, mungkin itu akan jadi salah satu penyesalan dalam hidup saya haha.

Detik detik sebelum loncat ke danau (photo taken by Samsung NX3000)
Mengunjungi danau Weekuri menjadi salah satu terapi untuk menjauh dari hirup pikuk kota. Tidak ada warung makan, sampah makanan ataupun limbah. Benar-benar sejuk, asri dan sunyi. Waktu terbaik untuk menikmati keasrian danau weekuri adalah di sore hari pukul 16.00. Karena matahari tidak terlalu kuat sehingga sangat baik untuk menikmati the crystal clear water of Weekuri Lake.

Tips untuk yang mau berenang di danau Weekuri, ada beberapa bagian yang dangkal dengan pasir putih dan ada beberapa bagian yang agak dalam. Ketika itu pun saya penasaran ada apa di bawah bagian yang dangkal. Ternyata ada banyak ikan besar besar dan warna warni yang hidup diantara karang-karang. Kalau ke Danau Weekuri juga jangan lupa buat manjat ke tebingnya, karena view nya lebih keren, bisa liat bentuk danau yang melingkar. Satu lagi, disana gak ada bangunan untuk ganti baju, jadi siap siap mendadak jadi tarzan ganti baju di balik pohon haha.

Cheers,
kadekarini

Terhipnotis Keindahan Air Terjun Lapopu (Sumba Part 3)

$
0
0
Di Hari ke dua #NX3000ExploreSumba, pagi hari kami segera berangkat untuk destinasi pertama ke Air Terjun Lapopu. Kadang kecantikan foto memang tidak bisa dibandingkan dengan kekaguman oleh mata telanjang. Dan ini yang terjadi ketika saya datang ke air terjun Lapopu. Iya memang di foto terlihat sangat cantik, padahal di aslinya jauh lebih cantik.

Air Terjun Lapopu 10,00 am (photo taken with Samsung NX3000)
I couldn’t deny that this is the best destination of Sumba’s trip. Destinasi paling favorit bagi saya. Pagi hari ditemani dengan suara burung berkicau dan suara deras nya air terjun yang sudah terdengar dari kejauhan. 
Maunya sih bertapa di bawah air terjun, apa daya cuma bisa numpang keramas disini (photo taken with Samsung NX3000)
Air terjun Lapopu dapat dicapai dengan perjalanan sekitar 3 jam dari pusat kota Tambolaka. Akses menuju ke air terjun Lapopu mungkin bisa dibilang sangat buruk dengan tekstur jalan berbatuan. Terkadang driver kami berhenti untuk melihat apakah jaan di depan masih bisa dilalui oleh mobil atau tidak. 
Welcoming back my tanned skin, thank you Sumba for the weather and landscape you have recorded through my skin (photo taken with Samsung NX3000)
Dari tempat mobil berhenti, saya lansgung bergegas menelusuri jalan setapak dari tanah untuk menuju sumber air terjun sejauh 600m. Ditengah perjalanan kami melewati sebuah jembatan bambu untuk menyebrangi sungai aliran dari air terjun. Tidak lama setelah jembatan, air terjun sudah terlihat, jalan berbatuan licin karena saat itu baru saja turun hujan.
Jembatan bambu yang harus dilintasi untuk mengakses air terjun (photo taken with Samsung NX3000)
Untuk turun ke bawah air terjun perlu untuk mendaki sebuah gundukan bebatuan. Air terjun lapopu tampak cantik terlihat di balik batang batang pohon. Dengan ketinggian 92 meter, air terjun berbentuk berundak undak. Keberadaannya di tengah hutan membuatnya seperti menjadi sebuah oase. Kabarnya air terjun ini juga di jadikan sebagai sumber Tenaga Listrik.
Air Terjun Lapopu dibalik ranting ranting pohon (photo taken with Samsung NX3000)
Trek jalan berbatuan licin di Air terjun Lapopu (photo taken with Samsung NX3000)
Sungai aliran dari air terjun Lapopu masih bisa di bilang dangkal dan masih layak untuk di pakai berenang, dengan arus yang tidak tinggi, duduk dan bersantai dibawah air terjun adalah hal paling tepat. Betah banget dibawah air terjun sampai gak terasa udah jam makan siang. Lanjut makan siang dengan pemandangan air terjun and that was the best lunch view on my life.
The best lunch's view of maaa lifeee (photo taken with Samsung NX3000)
 Berbeda dengan Danau Weekuri, Air Terjun Lapopu sudah punya pengelola, ada kamar mandi juga jadi yang abis berenang disediakan ruang ganti baju. Tapi tenang, bukan berarti karena sudah ada pengelola Air terjun Lapopu menjadi sangat komersil. Karena harga tiket masuk untuk wisatawan lokal hanya Rp 5000/orang.
Thank you Samsung NX3000 for always accompanying my journeys (photo taken with Samsung NX3000)
Jangan lupa habis makan siang di danau Lapopu, bawa kembali pulang sampah makanan nya ya. Have a nice weekend from here :)

Cheers,
kadekarini

Peter's Magic Paradise - Tempat Terbaik Menikmati Pantai Tarimbang (Sumba part 4)

$
0
0
Menyebutkan nama Pantai Tarimbang, secara otomatis akan terhubung ke 2 hal yaitu, Surfing dan Peters Magic Paradise Hotel. Sudah tidak diragukan lagi kalau Pantai Tarimbang adalah salah satu pantai yang memiliki ombak terbaik bagi perselancar. Oleh sebab itu kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Pantai Tarimbang berasal dari turis internasional.
Peter's Magic Paradise Hotel, Sumba (Photo taken using Samsung NX3000)
Letak Pantai Tarimbang berada di antara Sumba Timur dan Sumba Barat, atau terhitung masuk ke dalam Sumba Barat Daya. Namun, untuk mencapai Pantai Tarimbang dibutuhkan waktu yang lumayan lama, karena letaknya tidak searah perjalanan dari Sumba Barat menuju Sumba Timur. Perjalanan ke Pantai Tarimbang dari Sumba Barat memakan waktu kurang lebih 4-5 jam, sama seperti perjalanan dari Sumba Barat menuju Sumba Timur.
Pantai tarimbang, Sumba (Photo taken using Samsung NX3000)
Pak Iwan (warga lokal) bilang, Pantai Tarimbang jarang di masukkan ke dalam itinerary karena letaknya yang jauh dan tidak searah. Tapi perlu saya sarankan, bukit di sepanjang perjalanan menuju Pantai Tarimbang adalah bukit terbaik selama perjalanan saya di Sumba. Sumba Barat memiliki tanah yang lebih subur dengan gundukkan bukit yang hijau segar.
View langsung dari balkon kamar di Peter's Magic Hotel (Photo taken using Samsung NX3000)
Kami tiba di Pantai Tarimbang dengan langit hampir mulai gelap, sepertinya memang sudah takdir kami untuk menikmati gradasi langit orange di atas Pantai Tarimbang. Sunset terbaik yang pernah saya alami ternyata diambil alih oleh Pantai Tarimbang. Baru pertama kalinya saya melihat gradasi warna orange langit yang sangat vibrant sekali, dengan desiran ombak yang cuku besar menghantam berbatuan yang membingkai Pantai Tarimbang. Lagi-lagi tidak ada seorang pun yang ada disana, hanya kami ber 9 dan 4 orang driver yang mengantar.
Pantai Tarimbang menjelang sunset (Photo taken using Samsung NX3000)
Di daerah Pantai Tarimbang, hanya terdapat 2 buah hotel yang keduanya dikelola oleh orang asing. Hotel Marthen adalah hotel yang letaknya lebih dekat ke pantai dengan biaya sewa 500.000/malam. Hotel yang kedua yaitu Peter's Magic Paradise Hotel yang bisa di bilang menjadi tempat terbaik untuk menikmati Pantai Tarimbang.
Pagi di Hotel Peter's Magic Paradise (Photo taken using Samsung NX3000)
Sekilas tentang Peters Magic Paradise Hotel, hotel dengan konsep eco-living yang letaknya berada di atas perbukitan dengan view langsung menghadap Pantai tarimbang. Pemilik Hotel ini seorang berkebangsaan German yang menikahi wanita Sumba. Pengurus hotelnya yaitu istri dari Peter sendiri ditemani dengan wanita bule separuh baya yang kami kira salah satu bagian keluarga dari Peter. 
Peter's Magic Paradise Hotel (Photo taken using Samsung NX3000)
Harga menginap di hotel ini yaitu 1.3 juta/malam, bisa dibilang lumayan mahal untuk fasilitas yang tidak setara jika dibandingkan dengan hotel di perkotaan. Namun melihat lokasi yang berada di remote area dan view yang ditawarkan, saya rasa tarif menjadi nomor ke sekian.
Balkon kamar Hotel (Photo taken using Samsung NX3000)
Peters Magic Paradise Hotel memiliki desain yang unik dan menyatu ke alam, hanya terdapat 8 kamar yang berbentuk mengadaptasi rumah adat sumba, dengan lantai bawah difungsikan sebagai kamar mandi terbuka tanpa dinding dan langsung menghadap perbukitan lepas. Setiap kamar memiliki levelingberbeda, sehingga kamar mandi tidak terletak sejajar antar kamar.
Konsep eco-living dengan kamar mandi terbuka tanpa dinding (Photo taken using Samsung NX3000)
interior kamar masih berkonsep eco-living tanpa AC dan listrik (Photo taken using Samsung NX3000)
Listrik di Hotel hanya sampai pukul 11.00 pm, untuk jam selanjutnya lampu akan semakin meredup dan akhirnya mati, juga tidak semua kamar memiliki fasilitas stop kontak. Malam hari di Peters Magic Paradise Hotel benar benar hanya untuk menikmati apa yang alam tawarkan.
Saung untuk tempat sarapan (Photo taken using Samsung NX3000)
Monday best morning moment from Sumba (Photo taken using Samsung NX3000)
Breakfast ala barat karena pengelolanya orang asing, psstt selai coklatnya di import langsung dari Belgia lhoo :P  (Photo taken using Samsung NX3000)
Star gazing dengan bintang bertaburan dan bercanda tawa dengan teman teman, sarapan pagi sambil hammock-ing, seruput kopi sembari sharing tentang masing masing perspektif yang berbeda. Yes sometimes we need this kind of activity to refresh everything. No need to explain more, because these photos will do it better.
Bangun pagi enaknya langsung berenang di sini (Photo taken using Samsung NX3000)
Psstt waktu breakfast disini, mulai dari selai, madu, teh masing-masing high quality lho. Malah selai coklat nya di import langsung dari Belgia, dan itu super enak alias bikin nagih. Piring dan gelasnya juga unik ala kolonial gitu, dan disajiin di balai bambu dengan view langsung kolam renang. Kerasa banget private nya. Yang mau kesini bisa langsung ini website nya di http://www.peters-magic-paradise.com/

cheers,
kadekarini

3 reasons why you have to take Diving License

$
0
0
"Taking Scuba Diving License is one of the right decisions of my life”

A simple sentence I declare right after passed the Scuba Diving License final test. You may think more than once time to decide, don’t be worry, because that is also happened to me.
It’s been a long time delayed for finally I have my own diving license. I couldn’t be more happier, it felt happier than having a driving license. But, there always be the process behind everything. I actually was planning to take the diving course since long time ago, but it was always be postponed due to my overthinking of “do I really need the diving license ?” We all know that Diving is an expensive sport. The cost that will be spent is not cheap, including the course cost and all the equipments price. Meanwhile, for your kind consideration, I would like to review by give the rate from 1 to 10 why you have to take a diving license in your life.

Experience = 5
It’s almost 50% of what i  got from Diving course are experiences. Experiences that change into new lesson, and the new lesson that might cannot be gotten in school life. Well, I never have a plan to see another habitat or other kind of life beside the land that we stand. And I also never imagine to breath constantly through the mouth in the deep blue sea for long time, evenmore for the first time. After all the 2 theory classes and 3 practice classes, i could stated that the only solution of solving the panic level of someone is taking a diving course. Yes, Diving is an extreme sport, there are only 2 choices ; read and obey all of the regulations or the deep blue sea will take you over.
Short story about how a scuba diving can influence the panic level of someone. When we go scuba diving, literally our life will be depended on the gas tank that consisted by 80% nitrogen and 20% oxygen. How if the gas is out ? how if there is an error of tank function ? how if the regulator cable is broken ? how if we were lost away from group ? how if the dive master do not recognize our lost ? or how if as a diver i am not capable to do either the standard technics or emergency technics ? All could happen with death as the potential result. Yes it is possible to be happened as the course also obligates us to learn how to solve decreasing those probabilities. But, do you know that all of the solutions will be turn into useless when we were panic ? someone tends to be reckless and cannot think rationally which is obviously will harm themselves.

It's just amazing to know and experience another way to survive in the different place, in a place where i don't used to live, in a place where i just come as a guest, in a place where humans are not considered as the king of God creatures. It's just amazing to feel that you lean your life to nothing but you, you are the only one who can control yourself, no one will help you instead of those group of fishes or those beautiful colorful corals who only could looking at you. Diving has improved my life.


Indonesia Underwater beauty = 3
Hey we live in a country which consisted by 80% of sea, How can you not dive ? The Indonesia archipelago is famous by its world class diving and exciting underwater beauty. It's like the world issue, many foreigners come to Indonesia because of its genuine mother nature. To repeatly say, Indonesia is home to over quarter of the world's marine life. Now, do you still think twice to get the diving license ? I realize that my love of the sea has brought me here, i was the one who is too much overrated to water, for me the only way to enjoying the sea is going inside and dancing together. 
I remember when i was i child i have a dream to experience all of Indonesia seas, to going inside and see the differences of habitat that each of them have. The species richness of coral reefs, fish, and other marine life looks abundant in waters Alor, East Nusa Tenggara. Coral Triangle which is also known as the "Amazon of the Seas" includes the territorial waters of the central and eastern Indonesia, East Timor, Sabah, Papua New Guinea, and the Solomon Islands is expected home to about 3,000 species of fish. Seeing marine creatures such as dolphins at very close range, following them on their journeys and watching them eat and lay while you gently swim, is a unique experience that cannot be replicated in a dolphinarium show.

Necessity = 2
Realizing of my addiction of exploring the sea, then i didn't think twice to get my diving license. The license i got is not only will provide the lesson how to dive well and how to recognize your diving equipments, but also it will be used to support some different diving regulation on different sea. It doesn't mean you cannot dive without the license, but there are seas that are too dangerous for people who don't have enough skills of diving. Some of them disallow ordinary people without the diving license to dive. 
As i said, Scuba Diving is not cheap, you may spend much for your own dive gears and the fee of the dive. By having a licensem we can get the 30% cheaper price. Scuba Diving is addicted, once you plunge into the sea, it will be not your last time.
I might be a newbie, but i promise to show you the more beauties of underwater life.


Cheers,
kadekarini 





10 recommended Bogor Culinary

$
0
0
Randomly heading to Bogor after had a boring Friday night. Boring day which might always coming to an unrelationship single human. Ah whatever the cause it was, here i am want to share my experiences on 10 recommended Bogor Culinary Journey. But since i rarely take the photos of food, i apologize for some-oh-not-so-good-pictures i attach below. Anyway, Bogor  is 60km away from Jakarta is now could be reached in less than 1 hour. You just need to take the commuter line train and stop at Bogor Station. And the journeys is now starting.

1. Pia Apple-Pie Bogor
Jl. Pangrango No. 10 Bogor

If you're a fan of pie, here it is the place for you !! The place is so homey built in an indische arhitecture building. Some artworks was seen decorated the walls, the sofas were looking so comfy to share with the loved ones, some guests looked so confused choosing some pies to buy, and some were happy went outside while hold more than one plastic bags. They have so many variant of toppings, from the salty and the sweety pie with the price around 8.000-15.000 rupiah for the small pie in 5 diameter size and the big one is around 80.000-100.000 rupiah.



2. Pizza Kayu Bakar
Jl. Pangrango No. 21, Bogor Tengah, Bogor
Phone : 0251 8324160
Located right in front of the Pia Apple-Pie, we can find "Pizza Kayu Resto". This Restaurant has a good review and highly recommended by some culinary junkies. I personally was a bit surprise at my first arriving. The place was not look that good (well ignore my judgmental argument) because it looked too crowded which brought on a stuffy ambience. Its popularity was proven by so many waiting guest on the list, and i was on the number 25 ! I ordered 4 kind of foods which labeled recommended. Mie Sapi Lada Hitam tasted so good, and so did the I Fu Mie Special. How about the pizza ? The pizza served in a traditional cooking process, They were roasted by the cordwood instead of oven. Recommended for some of you who want to taste the different kind of taste of Pizza.


3. Asinan Bogor
Jalan Surya Kencana, Bogor



Heading to Jalan Surya Kencana which popular by its food and meals stalls along the street. So that was my first time tasting Asinan Bogor, don't have the clue how to say it in English, maybe a kind of Salad which has a mix taste of sour, salty and sweet ? Asinan Bogor was contained by baked grated corn, cucumber slices and the sauce that makes the taste unique.


4. Soto Kuning Pak Yusuf
Jalan Surya Kencana, Bogor (in front of BCA Bank)

Couldn't say more than greatly delicious to this Soto Kuning Pak Yusuf, though the expensive price was worth it. Soto Kuning is almost similar with soup which contained by sliced beef or the innards of the cow (well it is heard disgusting, but you can choose which one do you prefer to be on the soup). They will add the price to your bill after you choose what do you want. The price is around 10.000 rupiah for one beef. The yellowish sauce like seen on the photo is made by coconut milk mix with the broth of the beef and some indonesia spices. Worth to try !


5. Soto Mie Bogor
Jalan Surya Kencana, Bogor (in front of BCA Bank)
Another Soto !! The signature rainy city might be the cause of most of the foods in Bogor are kind of soup. It cannot be resisted that the best pair of cold weather is a bowl of hot soup. Ah anyway that was only my kind of judgemental argument haha. Starting with a question who does not know Soto Mie ? Soto Mie can easily be found in Jakarta, but i bet some of you never taste the original Soto mie from its origin, don't you ? Lucky me, now i had :D. It was just as similar as what i usually eat in Jakarta, nothing different, but at least i have eaten from its origin city haha.

6. Laksa Bogor
Jalan Surya Kencana, Bogor (in front of BCA Bank)
My second time eating Laksa ! shame on me that my first time eating laksa was only two months ago. Luckyly my first time was good, so that i came here again. And again Laksa is kind of soup, the different is there is no meat on the soup. It was only contained by angel hair noodle, toge and basil leaves.

7. Pepes Sagu Pisang
Jalan Surya Kencana, Bogor (in front of Mandiri Bank)

Still wondering why this kind of heaven meals do not exist in Jakarta haha. They were all tasted so damn good. Don't know what's the exact answer why i prefer to love traditional foods. Actually these pepes sagu were simply made by the small slice of banana which covered by sago flour dough combining with brown sugar and wrapped by banana tree leaf, traditionally baked to make it well done then. Simple but tasteful, as i can eat for 5 pieces in less than 5 minutes haha.

8. Es Pala
Jalan Surya Kencana, Bogor (in front of Mandiri Bank)
The unique cold drink i assumed when heard the name at the first time. We all know that pala or nutmeg is commonly used as the seasoning of the food with its spicy taste, but now it exists as an cold drink. Awkward face i showed to my friends right after i put the nutmeg slices to my mouth. Still cannot give the good review of it, although my friends said it was not that bad. Just in order to relieve your curiosity, this is worth to try. Make sure you will not buy more than one though haha.

9. Lumpia Basah
Jalan Surya Kencana, Bogor (in front of Mandiri Bank)



One of the best of the previous numbers i listed above. The best lumpia ever i can say ! Lumpia Basah as named because of its different way to serve it. Lumpia has been known as a deep fried vegetable roll. But, Lumpia from Bogor was served in semi deep fried roll. The contain of the Lumpia were also different to common Lumpia. It was contained by toge, scrambled egg and little slices of potato. The size is also big which ideal to be eaten by two persons. The price is around 12.000 rupiah.

10. Two Story Cafe
Jl. Pajajaran Indah 5 No. 7, Bogor Timur


Come to an end of the journeys, after all of the traditional foods and meals, we were coming to a cafe named Two stories Cafe. This place was recommended by my friend due to its unique interior and cozy ambience. It is also now becoming a highlight must visit place among Bogor Teenagers.



So those are my lists, as i mentioned, there must be the good and not one, but at least we have tried.

Cheers,
Kadek Arini



Martabak Sinar Topping, Delivery Martabak in Jakarta

$
0
0
Who doesn't know Martabak ? It's been a lifetime Indonesian meals. I remember when my germany friend came to Jakarta, i bought him a box of egg martabak. Surprisingly, he said it was delicious and asked me to have martabak for dinner or lunch everyday afterwards.
Have to say that Martabak has been a real food icon in Jakarta, since we will rarely find them in another area beside Jakarta. Martabak has been known opened every night, the owners usually open their stall after 06.00 pm, don't know what's the exact cause, but yes you will not find any Martabak stalls open on the shiny days. So if you are craving of Martabak for lunch, unfortunately it's not your time yet !
What is actually Martabak made by ? Generally, there are two kinds of martabak, the salty and the sweet. The salty martabak is made by egg, minced meat, and leak which are fried in a flat round frying pan. It was also served with the brown sauce.  The sweet one is made by flour, milk and sugar with many kind of toppings offered. The most favorite is Cheese Martabak, the photo below can show you its yummyness haha.
So, as i mentioned above that martabak does not commonly open on the afternoon. Now it's not a matter anymore since i just ate boxes of martabak for lunch yesterday !! Wow, how did i find them ?
The development of technology nowadays has influenced every fields, including food&beverages bussines field. Food delivery is now more favorited by the urban people, since it provides some effectivities which we do not need to go outside and face the traffic jam just to have a lunch or dinner.
One of the restaurants that provide a delivery food is Martabak Sinar Topping.
Martabak Sinar Topping is a resto which specifically sell martabak. They have many kind of toppings from the salty and the sweet one. Since i am a big fan of martabak, diet is now suspended haha. 
I tried 3 kind of martabak, Martabak Telor special (idr 35.000), Martabak telor sosis (30.000), Martabak coklat keju (35.000), martabak keju (35.000). The prices are almost between 30.000-50.000 with 30cm diameter dimension, it should be perfect to be shared with 4 persons.
The boxes were delivered in different types of mainstream martabak's box. They packed the martabak with Pizza look alike box which makes it unusual unique. The delivery time was on time too. About the taste, they tastes good overall, though some parts of the martabak were overated fried, the toppings were all taste so good with high quality cheese and chocolates they served. The service was fine. Overall i can give the rate 7 of 10.

For some of you who craving for martabak for the lunch time, feel free to contact the information below :

Martabak Sinar Topping
No. 41, Jalan Duren Tiga Raya,
Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Indonesia
Delivery order :

Cheers,
Kadekarini

How to Join Samsung NX Traveller 2015 goes to Korea

$
0
0

NX Traveller 3.0 which will be held in South Korea. Jadi pemenang terpilih nanti untuk join Samsung NX Traveller 3.0 ini bukan hanya dapat kesempatan jalan jalan di Korea gratis, tapi juga salah satu hal yang bikin saya excited banget dari event ini yaitu the experience with other participants. 

Program NX Traveller ini udah jalan yang ke 3, yang tahun pertama di Hanoi, tahun ke dua di Australia, dan tahun ke tiga ini akan berlangsung di Korea Selatan. So, biar lebih afdol saya akan buat beberapa Question and Ask dibawah ini :

Jadi sebenernya NX Traveller ini program apa sih ? 
NX Traveller ini dibuat untuk mengapresiasi dan mempertemukan para NX user enthusiasts ! dimana mereka mendapat kesempatan untuk mengeksplor, sharing dan belajar bersama dengan sesama pemakai Samsung NX profesional maupun basic users. Acara ini berlangsung setahun sekali, dengan pemilihan lokasi yang berbeda-beda.

Siapa saja peserta nya, apakah di buka untuk umum ?
Peserta terdiri dari 6 negara yaitu : Indonesia, Malasyia, Singapore, Thailand, Philipines, Australia, dimana masing masing negara ini akan mengirimkan 2 perwakilan terpilih dari negaranya + 2 pemenang dari kompetisi yang di adakan. Kompetisi ini hanya terbuka untuk para pengguna kamera Samsung NX.

Kompetisi nya bisa diliat dimana dan bagaimana cara join nya ?
Kompetisi bisa diliat di link ini https://www.smartphotography.asia/nxtraveller/id
Caranya :


2. Kemudian klik register now, ada 2 pilihan Register sebagai Camera Samsung Owner atau Register sebagai Experienced Photographer.

3. Setelah itu kita diminta untuk submit personal details, dan juga alasan kenapa kamu mengikuti event ini. Untuk isi bagian password harus terdiri dari min 2 angka, 2 simbol, dan 4 huruf ya.

4. Setelah itu kamu akan diminta upload foto yang kamu anggap pantas terpilih oleh juri sebagai pemenang.
5. Selesai deh, tinggal tunggu keputusan juri yang di lakukan oleh tim Samsung Regional (Singapore)

Kalau menang, hadiahnya jalan jalan ke Korea gratis ? Kapan ?
Yes,  2 pemenang terpilih dari Indonesia akan dapat perjalanan ke korea selama 6 hari dengan gratis dan sharing dengan para pengguna samsung lainnya. Deadline kompetisi tanggal 15 Maret 2015 dan Trip akan berlangsung pada tanggal 13-18 April 2015.

Juri nya dari mana ya dan penilainnya dari sisi apa ?
Penjurian akan di lakukan oleh tim Samsung regional yang ada di Singapore, dilihat dari alasan kamu dan foto yang kamu submit.

Boleh tau ga, nanti di Korea nya kemana saja ?
Pastinya kita akan eksplor Korea saat musim semi dimana cherry blossom sedang tumbuh cantiknya, menjelajahi daerah lahirnya Samsung dan masih banyak lagi.


NX Users, what are you waiting for ? you now have a privillage entry to join the crowd ! So, are you ready to be the NX Traveller ?

Cheers,
Kadekarini

11 Review Kuliner di Pasar Santa

$
0
0
9 dari 11 kuliner yang saya coba di Pasar Santa
Salut sama pencetus ide dan toko toko kreatif yang pertama kali buka kios di Pasar Santa. Masih ga percaya kalau pasar tradisional yang dahulu terkesan tua, kumuh dan tidak diminati kaum urban untuk didatangi, sekarang berubah menjadi 180 derajat. Datang ke Pasar Santa yang terletak di daerah Mampang, Jakarta Selatan pada sore hari sudah seperti menjadi kegiatan anak muda jakarta yang rutin sekarang. Apabila pada pagi hari di pasar Santa terlihat hilir mudik para bapak-bapak dan ibu-ibu paruh baya berbelanja bahan sembako, maka menjelang sore pemandangan akan berubah menjadi, kaum muda ibu kota ber lipstik merah, berambut wavy, dengan outfit up to date berbondong-bondong bersama teman-teman se geng hilir mudik dan bercanda tawa menikmati musik sambil menyantap makanan ringan. Tempat parkir yang saat pagi diramaikan dengan motor dan becak, maka menjelang sore menjadi penuh sesak dengan mobil-mobil mewah.
Tampak luar Pasar Santa
Interior dalam Pasar Santa yang sudah di dominasi kios kios.
It's simply prove that location doesn't matter, but the branding does. Datang ke Pasar Santa yang di penuhi oleh para pengusaha muda yang langsung turun tangan sendiri berhasil membutikan kalau "ide itu memang mahal".

Datang pertama kali ke Pasar Santa pasti akan bingung dengan begitu banyak nya kios makanan dengan desain kios yang unik dan menarik. Supaya ga bingung, i'll try to guide you by giving some reviews.

1. Cendol & Duren Bar
Rated 4 of 5
Sebagai fans nya buah durian, food stall ini yang harus di coba pertama kali, dan ga bisa disangkal pasti yang ada sangkut paut nya dengan duren selalu enak. Cendol Duren ini salah satu kios yang antriannya paling banyak, yang favorit disini yaitu Iced Durian Kit Kat Green tea (29k). Jangan lupa juga cobain cendol oreo (25k) nya yang ga kalah enak, meskipun rasa oreonya tetep kalah sama gula merah nya, tapi tetep enak. Cendol disini dibuat seperti cincau, jadi gak panjang oval seperti cendol pada umumnya.
Cendol green tea dan cendol oreo
Ice durian kit kat green tea di Cendol Durian & Bar
Ice durian kit kat green tea di Cendol Durian & Bar
Kios Cendol Durian & Bar di Pasar Santa selalu antri panjang.
2. Paparicano Mexican Cantina
Rated 4 of 5
Ini makanan review nya bagus banget, tapi katanya yang favorit itu Burrito sama taco nya, yang waktu saya datang kesana sold out ! Padahal udah seneng gausah ikut ngantri, karena pas mau ngantri ternyata ketemu temen SMA yang posisinya udah deket kasir. Pas sampai depan kasir, dibilang sold out semua sisa Quesadilla (25k). Karena ini pertama kalinya saya makan makanan Mexico, so it's ok karena masih penasaran. Quesadilla ini semacam daging cincang dan keju yang di bungkus sama kulit sperti kebab terus di panggang. Entah emang lidah saya yang gak bersahabat atau memang makanan Mexico itu salty banget ya ? Range harga 15k - 25k terhitung murah untuk makanan Mexico dan porsi yang lumayan banyak. Lain kali harus cobain yang the best nya Buritto dan Taco.
Quesadilla di Pasar Santa
Kios Papricabo Mexican di Pasar Santa
3. It's A Wrap
Rated 3.5/5
Another conceptual food stall here, Kios nya berkonsep banget dari packaging, interior, sampai aksesoris pelayannya yang memakai pakaian senada dengan kulit crepes nya ! It's a wrap ini semacam kebab dengan 3 pilihan isi, beef, chicken, fish. Overall tidak beda jauh rasanya dengan kebab yang biasa kita makan, tapi konsep baru dengan kulit berwarna hiaju yang di sajikan cukup menarik dan membuat penasaran. Kalau gak mau yang antri nya lama, makanan ini bisa cukup di perhitungkan. Harga 20k.
It's a wrap beef.
Kios It's a wrap di Pasar Santa
4. Fat Boy
Rated 3.5/5
Food stalls yang antrian nya panjang juga, lagi lagi ga ikut antri dan nebeng temen hahaha. Yang saya coba ini semacam bakso ikan, satu tusuknya (8k). Bakso ikan ini uniknya di lumurin semacam saus tiram. Kalau dateng kesini kemaleman udah pasti keabisan. Paling cocok buat ganjel perut.
Bakso Ikan Fat Boy, Pasar Santa
5. Nasi Kucing Santa
Rated 3.5/5
Sempet berasumsi kalau pemiliknya mungkin pernah tinggal di Jogja, kalau denger nasi kucing langsung flashback ke jaman kuliah di Jogja, akhir bulan sebagai anak kos cuma bisa makan nasi kucing depan kosan. Konsepnya pun sama, nasi kucing ambil sendiri dan sate nya pilih sendiri. Bisa request untuk di panggang juga setelah milih. Nasi kucing porsinya mini, jadi cocok buat kamu kamu yang emang tujuannya kuliner di pasar santa, karena cuman lewat doang hehe :)
Nasi Kucing yang tinggal ambil.
Sate buat temennya nasi kucing, ada sate ati, sate paru, sate usus, sate kerang, sate kikil.
Isinya nasi kucing yang di bungkus daun, hanya ada ayam suir.
6.Takoyaki House
Rated 3 of 5
Waktu pertama datang kesini sold out, dateng ke dua kalinya antriannya nya lumayan banyak. Penasaran akhirnya merelakan diri antri. Yang akhirnya di kecewakan, pelayannya ga organize antrian banget, order cuma di catet di bon tapi ga di bikinin. Intinya disini kalau mau cepet, jangan ditinggal alias harus ditungguin dan ditagih terus. Rasanya juga gak terlalu spesial, pesen okonomiyaki (30k), kalau saus nya sih rasanya pas, tapi adonan okinomoyakinya berantakan banget dan terlalu banayk kol. Jauh dari ekspektasi yang di bayangkan.
Okonimiyaki di Takoyaki House
Kios Takoyaki House di Pasar Santa
7. Geram Burger
Rated 3.5 of 5
Tertarik karena idenya yang lucu, menggabungkan mie dengan burger. Mie yang di pake juga indomi goreng lengkap dengan rasa bumbu indominya, bedanya mi disini seperti di keringin. Kalau udah kelaperan banget datang ke pasar santa, ini salah satu solusi karena pelayanannya cepat. Geram burger bisa di dapat dengan harga 20k.
Ramen Burger di Geram Burger, Pasar Santa.
8. Kay's Corner
Rated 4 of 5
Kay's Corner memang tidak menjual makanan spesifik, tapi dimsum nya juara banget, cuma dengan 20k bisa dapet dimsum 4 buah dengan porsi yang lebih besar dan rasa yang lebih enak dari dimsum all you can eat yang ada di tebet. Saya harus akui, kalau ini dimsum terenak yang pernah saya makan.
Dimsum yang super enak di Kay's corner.
9. Jamur Crispy
Rated 4 of 5
Harusnya yang namanya jamur crispy itu sudah pasti enak, makanya berani mesen ini. Dan beneran enak sih, jamur nya di goreng gak terlaly crispy jadi tekstur kenyal jamurnya masih terasa. Di kiosnya juga disedian bon cabe yang cocok banget jadi partnernya. Jamur Crispy ini bisa di beli dengan harga 15k.
Jamur crispy, atasnya di kasi bon cabe udah paling cocok.

10. Bar-na-na
Rated 3.5 of 5
Ini pisang punya rating cukup tinggi, dari sisi konsep sih memang unik, pisang beku yang di kasi toping macam-macam kaya coklat millo, regal, almond, oreo. Memang pisang dan coklat adalah kombinasi yang tidak pernah gagal. Tapi unutk ekspektasi yang tinggi, saya kurang setuju, so i just rated 3.5 of 5.
Banana dengan toping coklat Millo di Bar-na-na, Pasar Santa (16k)

11. Tsurro
Rated 3.5 of 5
Udah antri anjang, terus pas udah dapat giliran dibilang sold out, sedih bukan main akhirnya pelayannya ngasi sisa adonan secara gratis. Lumayan dapet gratisan meskipun bentuk nya beberapa ada yang uda patah-patah. Churros green tea yang pertama kali saya rasakan, sayangnya green tea nya ga kerasa sama sekali, malah yang kerasa kuat cinammon powdernya. Churrosnya juga terlalu over fried, jadi terlalu garing. But worth to try !
Churros green tea di Tsuro, Pasar Santa

Jadi itulah 11 review kuliner di Pasar Santa versi saya, kayanya kalo cuma dateng sekali atau dua kali emang ga cukup buat nyobain satu-satu, melihat semkain banyaknya kios kios makanan baru yang buka. Tapi salut buat para pemuda indonesia yang mau memanfaatkan peluang usaha. Udah ga jamannya lagi nongkrong di Cafe atau Mall, nongkrong di pasat tradisional is now the trend !


Lokasi : Pasar Santa
Alamat : Jalan Cisanggiri II, Senopati, Jakarta Selatan  Indonesia

ps : photos taken by Samsung NX3000, focal lenth 50mm.


Cheers,
kadekarini


Le Pirate Beach Club - Nusa Ceningan

$
0
0
Salah satu yang paling menjadi pusat perhatian di Nusa Ceningan, adalah hotel ini, malah banyak orang yang ingin mengunjungi Nusa Ceningan hanya karena ingin ber foto di Le Pirate Beach club, dan mengunjungi pulau nya menjadi nomor ke sekian. Memang arsitektur dan dekorasi bangunan akhir akhir ini menjadi salah satu faktor daya tarik utama konsumen.Sudah hampir pasti, sebuah cafe atau hotel yang memiliki dekorasi unik akan meladak di pasaran.
Le Pirate beach club merupakan sebuah hotel berbasis beach club yang memiliki dekorasi dominan warna putih dan biru turquoise. Beach Club ini memiliki kamar kamar kecil yang berbentuk rumah kayu putih dengan hammock bergantung di balkon rumah. Website nya www.lepirate-beachclub.com pun di selaraskan menyesuaikan konsep. Le Pirate beach club ini cocok banget buat perfect island holiday. Gak se crowded Bali, Nusa Ceningan menawarkan kenyamanan hidup jauh dari hiruk pikuk.
kunjungi websitenya www.lepirate-beachclub.com/

Kalau mau menginap di Le Pirate Beach Club pastikan untuk booking min 2 bulan sebelumnya, karena sudah di pastikan bakalan full book, saya yang waktu itu mau booking h-3 minggu saja sudah ke habisan, tapi jangan sedih kalau kehabisan kamar, buat yang penasaran kamu tetap bisadatang ke Le Pirate Beach Club dengan mengunjungi restaurantnya. Gak ada minimum order, kita sudah bisa duduk di restaurant dengan view pantai nusa ceningan dan rumah rumah kecil lucu ini. Harga menu di restaurant le pirate beach club dimulai dari 20.000 rupiah - 150.000 rupiah.




Untuk kamar, mereka punya macam macam jenis kamar, satu kamar di hargai kurang lebih $43/night dengan max 2 orang, dengan fasilitas kamar mandi dalam dan hammock di masing masing kamar.





Cara ke sini gampang banget, dari Bali kita bisa nyebrang lewat Pantai Sanur menggunakan speed boat dengan harga tiket 160.000 rupiah pualng pergi. Sampai di Nusa Lembongan kita bisa sewa motor seharga 75.000 rupiah seharian jalan. Dari Nusa Lembongan untuk menuju Nusa Ceninga cuma ada satu jalan dan memerlukan waktu kurang lebih hanya 10 menit, ikuti jalan saja sampai menemui jembatan gantung, setelah melewati jembatan artinya kita sudah memasuki wilayah Nusa Ceningan. Dari jembatan, lokasi Le Pirate Beach Club berjarak 7 menit di sebelah kanan jalan.

cheers,

kadek arini

Alke Villa Ubud - Pengalaman Booking via Airbnb

$
0
0
Pengalaman pertama kali nya booking properti via Airbnb.com. Sebelumnya, saya mau cerita kenapa akhirnya saya memilih booking properti via Aibnb. Pertama, saya berfikir dengan kepergian saya dan teman-teman ber delapan, villa adalah satu satu nya tempat yang cocok untuk mengakomodir kita semua, karena saya ingin mencari tempat dimana kita akan lebih banyak menghabiskan waktu sharing bersama. Kedua, saya ingin mencari pengalaman baru dari sekedar booking hotel, yaitu booking properti villa.
Why AirBnb ?
Kenapa lewat AirBnb.com ? Karena AirBnb lah yang menyediakan properti villa milik pribadi untuk di sewakan. Beda hal nya dengan Agoda, Booking.com, AirBnb adalah sebuah wadah dimana kita pun bisa menyewakan rumah kita sebagai properti.

How is the payment method ?

Sistem pembayaran di AirBnb adalah full payment di depan dengan kartu kredit, namun payment kita tidak langsung masuk ke pemilik properti yang kita sewa melainkan akan masuk ke finance AirBnb dahulu. Ketika kita sudah check in dan check out, payment yang sudah masuk ke finance airbnb baru kemudia diteruskan ke owner properti.

Is AirBnb trusted ?

Pasti yang menjadi problem semua orang ketika booking tempat penginapan via website, adalah apakah aman ? Mengingat cara pembayaran di AirBnb adalah full payment di depan, jadi bukan seperti yang biasa di gunakan oleh booking.com yaitu bayar DP dahulu, kemudian bayar lunas ketika sampai. Saya tidak bisa menjamin 100% bahwa Airbnb itu trusted, tapi saya mempunyai beberapa tips sebelum memilih properti di AirBnb :
1. Liat review nya, sebisa mungkin cari properti yang memiliki banyak review. Karena dengan adanya review mengartikan sudah banyak orang yang pernah menggunakan properti tersebut.
2. Pertimbangkan rating yang terpampang
3. Jangan tergiuh harga murah dengan cepat, lihat dulu deskripsi, lokasi, dan foto yang di perlihatkan.

How's the database information ?

Sistem pendataan di AirBnb sangat baik, karena ketika saya confirm untuk sewa properti, saya harus melalui beberapa pendataan yang terbagi menjadi 5 tahap, yaitu verifikasi email, verifikasi facebook account, verifikasi scan KTP, dan lainnya. Kita baru akan mendapat kontak jelas pemilik properti untuk di hubungi ketika payment kita diterima oleh sistem Airbnb.
Pengalaman pertama saya menggunakan AirBnb sangat lancar dan memuaskan, semua sesuai dengan ekspektasi saya. Caranya pun sangat mudah, bisa langsung pilih kota yang dituju, tanggal check in dan check out, kemudian di filter berapa kamar yang di butuhkan. Saat itu properti yang saya cari adalah sbb :

Location : Ubud

Check in : 13 Feb 2015 - 15 Feb 2015.
Type Room : Entire Space
Bedroom : 3
People : 7 person
Kemudian pilihan saya jatuh kepada :

Designer Villa, 3 Bedroom & Private Pool (Alke Villa)



Cukup simple alasannya karena interior vila yang unik dan artsy, foto foto yang di sajikan pun menarik dan mampu menceritakan setiap sudut villa dengan baik. 200 review yang saya baca pun selalu terdengar positif. Saya sangat berekspektasi tinggi terhadap villa ini sebelum kedatangan.

Saya check in dini hari pukul 01.00 am, namun staff Agung masih menunggu dan menyambut kami dengan baik. Meskipun gelap, namun ekspektasi yang saya dapat pada saat pertama datang sudah sesuai harapan. Ternyata Villa nya sama persis seperti di foto bahkan lebih bagus. Apalagi ketika naik ke lantai 2, pemandangan sawah terbentang luas terbingkai dari jendela ruang tamu yang lebar.
Villa ini memiliki 3 buah kamar tidur dengan masing-masing kamar mandi. Setiap kasur di dekorasi dengan kelambu dan interior khas Bali.
Saya pikir awalnya villa ini hanya villa milik seorangan, tapi ternyata villa ini terletak di suatu komplek yang terdiri dari 3 buah rumah, salah satunya yang saya tempati dengan 3 bedroom, yang lain yaitu rumah dengan 2 bedroom dan 5 bedroom.
Private pool di tengah taman langsung berhadapan dengan meja makan yang selalu kami pakai untuk berkumpul.
Tempat favorit untuk berkumpul di meja makan.
Menikmati sunset di belakang villa yang terbit di balik sawah.
Lokasi Alke Villa sendiri sekitar 10 menit dari pusat ubud. Lokasi nya pun tidak sulit untuk di cari, karena location yag tersedia sangat akurat untuk di cari menggunakan gps. Dengan letak yang tersembunyi, tinggal di villa alke serasa seperti tinggal dan menyatu dengan warga desa Ubud sekitar.
Pengalaman saya pertama kali menyewa properti dengan AirBnb sangat memuaskan, mau cari pengalaman berbeda menginap di suatu tempat ? untuk yang ingin mencoba, semoga review saya cukup membantu.


How To Get There
 Jalan ke arah Ubud, Alke Ubud Villa terletak 10 menit dari monkey forest Ubud.

How Much Does It Cost 
- Kapasitas maksimum 6 orang dengan biaya sewa Rp1.928.003 /night

Tips & Trick
- Kalau mau menikmati suasana Ubud yang asli dan pint dari menginap di villa adalah berkumpul, Alke Ubud Villa sangat saya sarankan. 
Info lebih lanjut bisa liat di link sini https://www.airbnb.com/rooms/2200109

cheers,

kadek arini

Pendakian Gunung Batur 1717 Mdpl, benarkah untuk pemula ?

$
0
0
"Forget Bali's beaches. Scale its hills pre-dawn darkness and you'll find the island offers some of the most sunrise view on the planet"

Cuma dibutuhkan 2.5 jam jalan kaki menanjak untuk bisa mencapai puncak Gunung Batur, apakah cukup mudah untuk pendaki pemula/orang yang belum pernah trekking ? Saya rasa pendapat itu salah. Bukan berarti bagi saya ini pendakian gunung batur sulit, namun tidak semudah seperti yang selama ini orang bincangkan.

Pendapat itu bukan berasal dari point of view saya, tapi dari teman teman yang kemarin ikut mendaki bersama saya. Kami pergi ber 15, dengan 7 orang diantaranya belum pernah melakukan trekking atau pendakian singkat sebelumnya. Ternyata 5 dari 7 orang tersebut memilih untuk sampai pos 1 dan tidak melanjutkan perjalanan sampai summit. Pendapat saya juga di dukung oleh 2 orang teman saya yang bisa di bilang pendaki senior, mereka tidak menyangka kalau trek Gunung Batur seterjal dan selicin itu, tidak seperti yang di ceritakan oleh orang-orang dengan mudahnya.
Saya selalu yakin sulit atau mudah nya sesuatu adalah tentang bagaimana sugesti orang tersebut. Katanya pendakian gunung itu hanya tentang mental daripada fisik, dan saya percaya itu. Buktinya, saya yang bukan pendaki senior, selalu bisa menerima tantangan sampai finish. Itu semua karena doktrin doktrin yang saya timbulkan di otak yang kemudian berubah menjadi spirit untuk terus mencapai titik tujuan.
Gunung Batur, Bali adalah termasuk destinasi terbaik untuk menikmati sunrise dari dataran tinggi Pulau Bali. Dikenal sebagai salah satu gunung di Indonesia yang memiliki kaldera terluas, Puncak Gunung Batur menyuguhkan keindahan danau Batur yang di sandingkan dengan kokohnya view Gunung Abang dan Gunung Rinjani di belakangnya.
Terbukti, bahwa Bali bukan hanya tentang pantai pantai indahnya, kehidupan malam, dan kultur nya yang mengesankan, tapi juga lansekap nya yang memukau.

Pada saat kami sampai di Pos 1, semua tertutup oleh kabut jarak pandang hanya 10 meter, saya sempat hopeless karena yang terlihat hanya kabut yang terhembus oleh angin. Bintang yang tadi nya terang, jadi tertutup oleh kabut, kerlap kerlip lampu kota pun tertutup. Syukur ketika kami memulai pendakian ke puncak, kabut turun, dan view indahnya pun kembali terlihat.



Sampai di puncak saat gelap, dan turun saat terang, ternyata view danau batur dari puncak cantik banget.
Ketika orang orang sibuk menikmati sunrise dengan view gunung Abang dan danau batur, saya membalikan diri, dan tadaaaa....view di belakang gak kalah keren. Undakan undakan batu yang tercover rumput hijau, jadi teringan perbukitan machu pichu :D
Trek pendakian Gunung Batur yang di lalui selama hampir 2 jam seperti ini, batu batu besar dan pasir yang super licin.


Ternyata turun nukik tuh lebih capek, makanya kia cobain cara lain yaitu jalan mundur. Itu anggi dan Pew lagi jalan mundur bukan lagi jalan naik haha.
How To Get There
Perjalanan untuk menikmati sunrise di gunung Batur dimulai dari starting point di Pura Jati Luhur, 

How Much Does It Cost 
Di mulai dari sini kita akan di kenakan biaya registrasi 10.000 rupiah/orang. Untuk yang belum pernah trekking gunung batur, akan di sarankan menggunakan guide, yang tarif nya dapat di negosiasikan, mungkin sekitar 300.000-400.000/guide.

How's The Path
Lintasan pertaman masih jalan landai yang semakin lama semakin menanjak hingga sekitar 40 menit, kemudian jalan menjadi pasir berbatuan licin yang terus menanjak sampai puncak. Dari starting point hingga Pos 1 dibutuhkan waktu kurang 1 jam 40 menit, dan 50 menit terakhir untuk trek super licin dan sempit dari Pos 1 menuju Puncak.

What Is The Best Time 
Biasanya pendakian dimulai dari pukul 03.00 pagi, yang di asumsikan akan sampai di puncak pukul 05.30 pagi, karena sunrise akan mulai muncul pada puul 06.00 pagi. Namun jika ingin berada di puncak pada waktu gelap, bisa memulai pendakian lebih awal.

Kalau ditanya do all the hardworks worth it ? Saya akan bilang iya, karena worth atau enggaknya sesuatu untuk di perjuangkan adalah no ke sekian, yang utama adalah pengalaman yang di dapat. Just try it, so that we will know whether it is good or not. Ini bukan tentang pemula atau bukan, semua hanya tentang tekad yang bulat.


cheers,
Kadek Arini

Rumah Paris Bed & Breakfast Hotel - Penginapan Unik di Yogyakarta

$
0
0
Empat setengah tahun merantau di Yogya, dan gak terasa udah 1 tahun ninggalin Yogya untuk balik ke Jakarta. Sampai sekarang masih selalu kangen hidup di Yogya yang kecil namun sangat nyaman. Merasa jadi orang paling beruntung karena pernah tinggal dan hidup di kota Yogyakarta sebagai mahasiswa.
Kalau ditanya tentang Yogya pasti udah mateng dan ngelupas banget, semua sudut Yogya udah saya datangi, dari cafe-cafe homemade rumahan samapi restaurant yang terkenal over price. Maklum masih jadi mahasiswa yang sehari cuma ngabisin 4-6 jam buat kuliah. hehe.
Satu tahun ninggalin Yogya, kayanya sudah ketinggalan banyak banget tentang Yogya, dulu kalo di tanya orang "dek udah pernah ke sini belum?" pasti jawabnya "udah". Sekarang kalau ngeliat upload an foto temen temen di Yogya langsung kasih emote icon sedih dan bilang "ajakin gue kesana!". 
Banyak banget tempat tmpat baru di Yogya dengan ide ide kreatif yang di usung. 
Salah satu yang lagi happening adalah "Rumah Paris Bed & Breakfast". Hotel dengan konsep interior dan eksterior seperti Rumah Paris. Sebenarnya lebih mirip di bilang homestay, karena satu rumah ini hanya terdiri dari 3 kamar dan terletak jauh dari keramaian.Rumah Paris Bed & Breakfast bisa di capai 20-30 menit dari Kota Yogyakarta, terletak di Jl. Parangtritis km 8,5, Tembi, Bantul. Tepat di depan Rumah Budaya Tembi. 
Sangat mudah untuk menemukan Rumah Paris, karena bangunannya sangat kontras berdiri di antara sawah sawah luas di sampingnya. Ketika masuk ke dalam, suasana cozy akan di rasakan, rumahnya di bentuk tidak banyak sekat sehingga bisa di gunakan untuk event yang tamuya banyak. Banyak yang sering menyewa satu full Rumah Paris untuk event, biasanya di sewa untuk acara arisan, atau halal bihalal. Info dari Pegawai nya, untuk Hari lebaran dan tahun baru 2 tahun ke depan Rumah Paris sudah full booked di sewa. wow !
Untuk di jadikan tempat kumpul Rumah Paris sangat cocok, karena untuk menyewa 1 rumah full hanya cukup membayar 1.200.000 rupiah dengan maksimum kapasitas 8-10 orang. Dengan interior bernuansa vintage ala Eropa, banyak juga pengunjung yang datang hanya untuk berfoto. Eitss tapi yang di perbolehkan masuk hanya kamera pocket/hp saja ya, karena jika membawa kamera DSLR akan di kenakan biaya 750.000. Kalau tidak ingin menginap, mengunjungi Rumah Paris bisa sembari memesan breakfast, lunch atau membeli pernak pernik yang di pajang. Iya pernak pernik lucu yang di pajang itu di jual dan ada harga di cantumkan di setiap barang. Unik ya konsep nya !
Walaupun terletak agak jauh dari pusat kota Yogyakarta, banyak turis yang meluangkan waktu nya untuk sekedar melepas penasaran atas Rumah yang tampak seperti rumah barbie ini. Setiap sudut di dekorasi untuk terlihat fotogenik. Pantry juga di sediakan apabila tamu ingin memasak sendiri. Rasanya salah satu point dari Rumah Paris Bed & Breakfast ini adalah "feels like home" yang sangat sukses saya rasakan sebagai tamu.

How To Get There
 Terletak di Jl. Parangtritis km 8,5, Tembi, Bantul. Tepat di depan Rumah Budaya Tembi.
- Dari Bandara Adisucipto - Rumah Paris, bisa naik taksi dengan tarif sekitar 55.000-60.000.
- Dari Malioboro - Rumah Paris, bisa naik taksi dengan tarif 45.000-55.000
- Bilang ke supir taksinya ke arah Rumah Seni Tembi, Bantul, Rumah Paris terletak 300 meter di sebrang Rumah Seni Tembi.

How Much Does It Cost 
- Untuk berkunjung breakfast atau lunch, harga makanannya masih terhitung normal 20.000 - 50.000
- Untuk Menginap, 1 kamar akan dikenakan biaya 400.000-450.000/malam, tergantung tipe kamar yang di pilih.
- Untuk menyewa 1 rumah full, dikenakan biaya 1.200.000 rupiah/malam.

What Is The Best Time 
- Waktu paling cocok ke sini adalah pagi hari anatara pukul 08.00-10.00 karena cahaya yang masuk ke dalam ruangan sangat mendukung untuk hasil foto yang terang.

Tips & Trick
Jika ingin sewa kamar di Rumah Paris Bed & Breakfast lebih baik reservasi lewat telfon dulu minimal 2 minggu sebelumnya. Atau bisa lihat available date nya via Agoda. Untuk info lebih lanjut bisa visit ke link ini

Cheers,
Kadekarini

4 Alasan Wisata ke Pulau Sumba (Sumba Part 5)

$
0
0
Nothing in any other place, there is a peaceful island like Sumba.


Kayanya 4 artikel tentang Pulau Sumba yang sebelumnya sudah saya ceritakan belum cukup menggambarkan betapa mengaggumkannya Pulau Sumba. Satu kata untuk merangkum kekaguman saya terhadap pulau ini "Eksotis"
Sumba itu eksotis dari sisi mata memandang, dari sisi alam berinteraksi, dari sisi kultur yang selaras dan dari sisi tanah yang ditapakki.

1. Eksotisme Lansekap Pulau Sumba
Gak akan ada orang yang menyangka kalau gundukan perbukitan hijau yang ada di frame ini dapat kita temui di Pulau Sumba, siapa sangka foto ini bukan di ambil di New Zealand ? Di sepanjang perjalanan road trip dari Sumba Timur ke Sumba Barat atau sebaliknya, kita akan di temani dengan pemandangan perbukitan yang menyegarkan mata ini.
Lain halnya jika di Bali/Lombok, dimana lansekap pulau dipenuhi oleh ladang sawah yang luas, tekstur tanah yang tandus di Pulau Sumba tidak mendukung untuk di jadikan sawah, sehingga kebanyakan warga Pulau Sumba bermata pencaharian dari hewan ternak atau menanam jagung.
2. Eksotisme Pesisir Pantai Pulau Sumba

Sebuah pulau yang letaknya langsung di kelilingi oleh lautan, Pulau Sumba memiliki banyak pantai. Karena letaknya yang berhadapan langsung dengan laut, Pulau Sumba terkenal memiliki ombak yang baik untuk berselancar. Salah satu Pantai terbaik untuk surfing adalah Pantai Tarimbang.
Cerita lengkap disini

3. Eksotisme Ketenangan di Pulau Sumba
Karena bukan merupakan sebuah pulau yang touristy, Pulau Sumba banyak menyimpan hidden tressure. Hidden tressure di Danau Weekuri dan Air terjun Lapopu di Sumba barat adalah beberapa contohnya. 
Tempat tempat ini bukan merupakan sebuah tempat wisata yang sudah terkelola, jauh daripada itu, Danau Weekuri menawarkan pengalaman eksplorasi alam Sumba secara lokal. Dengan akses yang belum cukup mudah, lokasi yang tersembunyi dan ketenangan yang di tawarkan. Jauh daripada tempat wisata yang penuh sesak oleh wisatawan, Air Terjun Lapopu yang tenang saat itu hanya menjamu saya dan teman teman, suara air yang jatuh terdengat lebih kencang. Bersih, sangat bersih, tidak di temukan sampah satu pun, masih sama seperti ketika alam melahirkannya
Cerita lengkap disini dan disini

4. Eksotisme Kultur di Pulau Sumba

Pulau Sumba adalah salah satu pulau di mana kita bisa menemukan keaslian suku dan adat provinsi di Indonesia. Jarang di temukan rumah kokoh berdinding bata di Sumba, kebanyakan masih dengan rumah adat Sumba yang berpanggung dan atap runcingnya. Masih ingat cerita saya tentang Kejujuran di Tanah Sumba yang berhasil membuat saya kagum.
Cerita lengkap disini


Mungkin Pulau Sumba tidak setenar pulau pulau tetangganya, seperti Bali , Lombok atau Flores. Tapi siapa sangka Perjalanan ke Pulau Sumba berhasil menambah kecintaan saya terhadap ibu pertiwi Indonesia.

Cheers,
Kadekarini

                       

Wow, Serunya Bersepeda ke Bukit Campuhan Ubud !

$
0
0
Hey ! Bali bukan hanya tentang pantai lho ! Kali ini saya tertantang untuk membuat suatu ittinerary di Bali yang tidak mainstream. Kenapa gak eksplor Ubud ? Seperti yang kita tahu, Ubud adalah salah satu daerah favorit turis mancanegara. Selama ini saya kalau pergi ke Ubud hanya lewat saja atau paling banter pergi ke Monkey Forest. Tapi apa sih sebenarnya daya tarik dari Ubud sendiri di mata turis internasional ?

Kebanyakan para turis asing sangat suka dengan Ubud karena di sinilah mereka bisa menikmati Bali yang sebenarnya. Ubud yang di kelilingi oleh sawah yang terhampar luas di sepanjang jalan, dominasi pemukiman pelukis dan pemahat patung serta ritual adat istiadat yang masih sangat bisa di rasakan adalah beberapa faktor daya tarik dari Ubud.

Merasakan pola kehidupan di Ubud bisa dilakukan dengan cara "walking around Ubud" atau bisa sambil bersepeda. Bukan untuk mencapai satu destinasi tertentu, tapi kali ini hanya untuk merasakan kultur kehidupan lokal yang terkenal dengan tingkat seni yang tinggi.

Kali ini saya coba meng eksplor keramahan alam yang ada di balik resort resort mewah di Ubud. Siapa sangka Hotel Campuhan yang sangat populer dan terletak tidak jauh dari pusat keramaian Ubud memiliki jogging track dengan view yang sangat menyegarkan mata. Kebanyakan orang memanggilanya dengan nama "Bukit Campuhan" karena terletak persis di belakang Hotel Campuhan.

Namun meskipun begitu, bukit Campuhan ini bisa di akses secara umum dengan sangat mudah. Kita bisa mengawali nya dengan mudah dari persimpangan di sebelah hotel campuhan. Mengikuti jalan dengan akses menurun yang kemudian di susul dengan tangga tangga kecil sekitar 100 anak tangga. Untuk yang berniat bersepeda sampai Bukit Campuhan disarankan memiliki fisik yang baik, karena selain membawa badan kita juga harus menenteng sepeda sampai atas yang pastinya akan lebih menguras tenaga dibanding hanya jalan kaki. So prepare yourself !

Kalau mau sewa sepeda di Ubud, bisa berjalan sekitar 5 menit ke arah utara dari Ubud Palace, nanti ada kios kecil yang menyewakan banyak sepeda. Tarif sewa sepeda 15.000/hari. Jadi sepuasnya tidak di patok per jam.

How To Get There
 Terletak di belakang Hotel Campuhan Ubud, bisa di akses lewat persimpangan di sebelah hotel campuhan. Tidak bisa di akses dengan kendaraan bermotor.

How Much Does It Cost 
- tidak ada HTM untuk masuk ke bukit Campuhan.
- Sewa sepeda di Ubud 15.000/hari

What Is The Best Time 
- Waktu yang disarankan untuk bersepeda yaitu sore hari pukul 16.00 supaya tidak tersengat panas matahari Bali, sekalian untuk sunset an di Bukit Campuhan.


Cheers,
Kadekarin

Badai Pasti Berlalu di Gunung Merbabu 3142 mdpl

$
0
0
Katanya kalau ke Merbabu 80% pasti hujan. Katanya lagi jalur pendakian gunung merbabu itu tidak bisa dianggap remeh. "Susah lho dek Merbabu, tak anter ke Lawu aja deh" Saya masih ingat ketika meminta salah satu teman saya yang sudah berpengalaman untuk menemani saya ke Gunung Merbabu, kalimat meremehkan yang dia ucapkan saat itu pun tidak membuat saya mengurungkan niat. Perjalanan yang sudah saya lewati selama ini berhasil mengajarkan saya bahwa ketakutan itu hanyalah sugesti pribadi, dan cara melawannya adalah dengan menjalaninya.
Saya terlahir sebagai anak perempuan di kota besar yang phobia dengan ketinggian, bahkan saya lebih memilih bersusah payah menyebrang jalan tanpa zebra cross dibanding lewat jembatan penyebrangan. Berdiri dari lantai 3 mezanin mall dan melihat ke bawah pun saya takut. Tapi sekarang siapa sangka saya malah ketagihan ketinggian. Berada beribu-ribu meter diatas permukaan laut, saya berhasil melawan rasa takut dari berbagai perjalanan yang selalu menyapa saya dengan kalimat halus "i can do it because i want and believe"
Tanpa sadar, tumpuan kaki ini mampu berpijak hingga puncak gunung Merbabu 3142 mdpl. Berjalan naik selama 12 jam total perjalanan pulang pergi. Bukanlah rasa lelah pada fisik yang di rasakan, tapi kata "lelah" yang di timbulkan oleh otak yang selalu berontak meminta untuk menuruti egoisme diri sendiri dengan hentak.
Dengan mental awal yang cupu, inilah pendakian pertama saya di atas 3000 mdpl, antara excited dan rasa takut campur aduk. Empat rute pendakian Merbabu yang di tawarkan, akhirnya saya memilih pendakian via jalur selo, dari berbagai sumber yang saya baca, jalur selo adalah jalur pendakian merbabu yang di rekomendasikan untuk pemula, sampai hingga saya turun kembali dari puncak, kalimat itu pun berubah menjadi "jalur selo tuh emang jalur buat turun bukan buat naik". Yang ternyata jalur via selo tidak disarankan untuk pendakian karena jalurnya yang lebih panjang dan curam. Untung semua ini sudah lewat dan berhasil saya selesaikan dengan baik Hahaha.
Basecamp menuju Pos I - 60 menit
Di sambut dengan jalur yang sudah mulai menanjak, ternyata sumber yang saya baca pada suatu blog tidak benar, di blog itu tertulis dari basecamp menuju Pos I, jalur yang dilalui berupa jalur landai. Tidak landai, berekspektasi meremehkan, justru jalur permulaan lah yang paling menyita tenaga kami, ditambah badan ini belum mulai bisa beradaptasi. Ibarat motor yang baru di starter.
Pos I menuju Pos II - 45 menit
Di pos I kami sempat beristirahat lama, sekitar 10 menit, sambil menertawakan fisik kami yang sangat payah padahal perjalanan belum ada seperempat. Dari Pos I menuju Pos II tenyata dilalui dengan waktu lebih singkat. Sepertinya tubuh kami pun sudah mulai beradaptasi dengan baik.
Pos II menuju Pos III (Watu Tulis) - 50 menit
Trek pendakian terus menanjak tanpa di temukan adanya jalur landai, jarak antar anggota tim mulai merenggang jauh, masing masing berusaha mengatur langkah kaki dengan pola nafas.
Pos III (Watu Tulis) menuju Sabana I - 75 menit
Trek paling berat yang di jumpai selama pendakian Gunung Merbabu. Apalagi pada saat itu hujan mulai turun dengan deras, kami yang tadinya kekeh tidak mau menggunakan jas hujan, jadi terpaksa memakai jas hujan, tekstur tanah merah pun berubah jadi licin sehingga kami harus bertumpu pada dahan-dahan pohon untuk mengangkatkan kaki. Di trek ini pun banyak terdapat persimpangan, dimana kami menjadi korban nya, ya kami salah jalur sehingga harus berusaha lebih keras, karena ternyata trek yang kami lewati adalah jalur shortcut. Ya pantesan aja cepet ! padahal kalo jalan normal seharusnya Pos III - Sabana I membutuhkan waktu 1 jam 45 menit - 2 jam. Karena hujan yang kian deras, kami memutuskan istirahat cukup lama di Pos III, 15 menit. Di pos Watu Tulis ini sudah mulai banyak yang mendirikan tenda, karena lahan sudah mulai terbuka.
Pos Sabana I menuju Sabana II - 30 menit
Perjalanan yang sungguh memanjakan mata, rasa lelah pun tak terasa, trek sudah mulai landai dengan pemandangan kiri kanan terbuka sabana yang hijau luas. Telalu bahagia, sampai kita bolak-balik naik turun untuk mengabadikan momen dalam sebuah bingkai foto. Sepi, tidak ada pendaki yang lewat, kebanyakan para pendaki memutuskan untuk beristirahat di pos watu tulis karena kabut sangat tebal. Tiga puluh menit yang terlewati sangat tidak terasa, walaupun sang Merapi hanya terlihat sesekali dikarenakan selimut nya yang begitu tebal. Akhirnya sampai di Pos Sabana II, basecamp terakhir mendirikan tenda dengan total perjalanan dari Baecamp-Sabana II 5 jam, sudah termasuk istirahat. Masih terhitung normal, ternyata saya gak cupu-cupu amat haha.


Pos Sabana II yang di kelilingi padang rumput hijau nan luas saat itu sangat dingin, setengah pandangan tertutup oleh kabut putih yang tak kunjung turun. Hasil dari di buru-buru Kahfi, karena kalau keburu gelap nanti ribet pasang tendanya, akhirnya kita semua berusaha keras untuk sampai sebelum gelap, pukul 16.00.
Di tengah malam yang dingin di selimuti kabut, tenda menjadi satu-satu nya tempat untuk berlindung, ditambah hujan sepanjang malam dengan angin yang berbunyi seperti gemuruh. Besok kita lihat kalau masih badai kaya gini, mendingan summit nya tunggu agak reda dulu deh, gak usah ngoyo ngejar sunrise, kata Kahfi dan Anggey, 2 senior yang sudah lebih banyak pengalaman mendaki gunung.
Malam berlalu dengan sangat cepat atau mungkin tidur kami yang terlalu pulas. Hingga alarm jam lah yang menyadarkan pagi kami. Jam 04.00 pagi rencana awal untuk mulai summit attack. Melihat ke luar dengan cuaca yang sangat tidak memungkinkan untuk memulai pendakian ke puncak, kami pun memundurkan waktu. Belum ada terdengar langkah kaki berjalan dari dalam tenda, sepertinya para pendaki lain juga berfikiran hal yang sama dengan kami.
Tidak ada satu pun yang berani keluar tenda, udara dingin yang menusuk tulang seperti melarang saya untuk menyodorkan diri menyapa embun pagi. Hingga saya terpaksa keluar karena harus menemani Sinta yang sudah menahan buang air kecil dari sebelum tidur. Berusaha befikir positif akhirnya saya meyakinkan teman-teman yang masih pada di tenda dengan bilang "eh kalo udah di luar ga dingin deh".Terus menggerakan badan adalah cara saya satu satunya untuk menghilangkan udara dingin yang mulai menembus ke tulang. Karena sudah terlanjur di luar akhirnya teman-teman lain terpaksa keluar juga dan bersama memulai summit attack.


Pukul 05.00 kami mulai pendakian, katanya dibutuhkan waktu normal 1,5 - 2 jam untuk mencapai puncak kentheng songo. Dua jam yang berubah menjadi 3 jam karena kabut yang sangat tebal dan angin yang sangat kencang seperti tidak mendukung kami untuk berdiri di Puncak Gunung Merabu. Sempat saya bertanya "kenapa di pendakian gunung pertama saya, saya harus di beri cobaan seperti ini?" Saya pikir saya hanya berlebihan, tapi ternyata Anggey pun yang sudah berdiri belasan kali di puncak gunung berkata "gue gak pernah summit badai kaya gini". Angin berhembus kencang seperti merapuhkan kuda-kuda kami untuk terus berjalan. Kami memutuskan untuk berhenti di balik selokan cekung yang di belakangnya tertutup pohon untuk bersembunyi dari angin, kami diam selama 30 menit, sambil menanti kapan angin akan berhenti dan Merapi memunculkan kekokohannya.
Angin pun tidak kunjung melunak, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak bertiga, karena Sinta memutuskan untuk balik dengan Kahfi yang menemani. Pukul 08.00, Saya, Anggey, Asoka sampai di puncak Syarif, yang kemudian berjalan sekitar 2 menit lagi menuju ke puncak Kentheng Songo, puncak tertinggi di Gunung Merbabu. Kami duduk di puncak tertinggi Merbabu itu dengan penuh harap bahwa kabut akan turun selama dua jam. Perut sudah mulai lapar, tapi kami tidak membawa perbekalan, namun rumor budaya gunung yang terkenal ramah berhasil saya buktikan.










Kami semua pendaki yang sudah melewati jalur yang sama, rasa lelah yang sama, kerja keras yang sama, seperti sudah berkerabat. Belum pernah kenal atau bertemu, kami akrab bersenda gurau, berbagi makanan dan minum, bercerita dan mengikat tali persaudaraan baru. Dengan tujuan yang sama kami disini, dari sang penikmat alam kepada Puncak gunung yang tidak pernah beranjak pergi. Karena badai pasti berlalu.


How To Get There
- Kereta Tawang Jaya Pasar Senen - Semarang Poncol (6 jam) = 65.000
- Taxi ST.Semarang Poncol - Sukun (20 menit) = 60.000
- Bus Semarang - Boyolali (2 jam)= 20.000 (di Boyolali minta turun di persimpangan menuju pasar sungkingan, kemudian di lanjutkan jalan kaki menuju pasar sungkingan sekitar 1 km)
- Di pasar sungkingan bisa carter angkot sampai ke Basecamp Selo (1 jam) = 125.000
- Tiket Masuk Taman Nasional Gunung Merbabu 10.000

What Is The Best Time 
Waktu terbaik untuk menikmati Gunung Merbabu adalah bulan Mei kesanam sehingga kabut tidak terlalu tebal.

Tips & Trick
- Usahaka memulai pendakian pagi jam 09.00-11.00 agar bisa sampai di pos terakhir sebelum gelap.
- Jalur selo memiliki beberapa persimpangan, namun treknya terlihat jelas, dan ada banyak pendaki sehingga bisa saling bertanya.

Cheers,
kadekarini

Jajanan Korea yang Mudah Ditemukan

$
0
0
Sebelum berangkat ke Korea Selatan sebenernya udah punya daftar list jajanan yang wajib di cobain, dari yang aneh-aneh, imut-imut lucu sampai yang paling favorit di Korea Selatan. Tapi apa daya, ternyata semua makanan tersebut gak semudah nemuin gorengan di Jakarta. Jadi cuma bisa nyobain dan beli jajanan yang paling mudah dan bisa di temui di  Korea Selatan. 

Tteokbokki
Nomor satu paling gampang di temuin, yaitu Tteokbokki, di semua food stall pasti ada makanan yang awalnya saya pikir adalah sosis. Tapi ternyata sejenis fish cake, kalau di indonesia rasa nya mirip mirip sama mpke-mpek lenjer, kenyal-kenyal kaya cimol, ditambah saos merahnya yang sama kaya saos yang kita makan untuk bibimbap. Entah, waktu saya posting di instagram, bertanya jajanan apa yang direkomendasikan, jawaban nya kebanyakan pada suggest tteokbokki, selera sih ya, tapi buat saya mpek-mpek tetap di hati hehe.
Price Range : 1000 won - 3000 won
Tteokbokki (1000 won - 3000 won)
Food stalls di Korea Selatan

Dak-KKochi

Ini dia sate ayam yang denger-denger favorit di salah satu drama korea, lupa judulnya apa padahal udah pernah nonton (i am not good at remembering things as well hehe). Mungkin yang tau judulnya bisa bantu jawab di comment bawah. Sekilas mirip sate ayam di Indonesia, tapi yang ini bumbunya agak pedas manis.
Price Range : 1000 won - 2000 won
Dak-KKochi (1000 won - 2000 won)
Twigim
Nih ya, ternyata bukan orang Indonesia aja yang suka banget sama makanan berbalut tepung di goreng, buktinya, Jepang juga punya gorengan yang biasa di sebut tempura, nah Korea juga punya, namanya twigim. Yang di goreng pun macam-macam, mulai dari ubi, udang goreng, cumi goreng, sosis goreng, cabe hijau goreng, yang ala-ala bakwan goreng pun ada. Biasanya  kita boleh beli satu piring dengan isi 5 jenis. Tapi tetep ga ada yang ngalahin mendoan nya Indonesia punya apalagi pake cabe rawit, ughhh !!
Price Range : 2000 won - 3000 won
Twigim (2000-3000 won)
Food Stalls di Gangnam Street

HOT DOG ala KOREA
Jajanan gempal gemes ini juga pasti ditemuin di food stall pinggir jalan Korea. Gak tau nama Korea nya, sebut saja Hot Dog ala Korea. Orang Korea tuh suka banget sama adonan rice cake (tepung beras), bahkan hot dog pun yang seharusnya sosis tetap di selimuti pakai tepung beras dulu baru di goreng. Anyway, si tepung beras ini bener-bener bikin kenyang deh, kaya gak kerasa jajan jadinya.
Price Range : 1500 won - 2000 won
Hot dog in Korea (1500 won - 2000 won)
Hotteok 
Ini dia pancake nya Korean !! Kemarin nemu di Nami Island, karena emang hotteok ini makanan paling cocok untuk udara dingin, hmm pantesan saya kemarin makan nya nikmat banget, soalnya emang cocok cuacanya. Gak sempet sarapan karena bangun kesiangan dan hampir ditinggal bis. Tau-tau udah sampai Nami Island dengan perut lapar, hujan dan suhu 6 derajat celcius, lagi eksplor Nami Island sendirian tiba-tiba nemu food stall ini yang antrinya lumayan rame. Asal beli aja, soalnya sepanjang jalan Nami gak ketemu makanan yang bisa dibeli. Gak tau nya, enakk !! bahannya dari tepung beras ketan manis gitu terus dalamnya ada semacam kacang merah digiling. Emang mungkin cuacanya yang mendukung makanya hotteok ini terasa enak banget haha
Price Range : 900 won - 1000 won
Disajiinnya pake gelas, dan gak di gasi sendok, kebayang kan gimana makannya ? :))
Hotteok di goreng dulu sebelum di panggang.
Hotteok khas Nami Island (1000 won)
Proses Hotteok di panggang setelah di goreng setengah kering.

Bungeoppang
Kedua sweet treat favorit ! Kue ikan, dalemnya macam-macam, ada; kacang merah, coklat, ubi manis dll. Sekilas mirip seperti Binggrae Ice Cream ya, tapi bukan, walaupun bentuknya sama-sama ikan, si bungeoppang ini hanya seperti sebuah waffle manis gitu, dan ga ada kandungan ikan nya sama sekali ya, cuma bentuk cetakannya aja ikan.
Price Range : 2000 won
Bungeoppang (2000 won)
Bungeoppang (2000 won)

Peanut Ice Cream & Mandarin Orange Ice Cream at Udo Island

Kalau ke Udo Island, wajib banget cobain 2 ice cream khas Udo Island ini. Kenapa kacang dan jeruk ? Karena penduduk lokal Udo island mayoritas pekerjaan nya adalah petani jeruk dan kacang. Tapi karena harganya lumayan mahal, nah kalau harus milh salah satu, i suggest for the orange ice cream. Gak tau kenapa jeruk di Udo Island tuh segernya sampai ke Lambung apalagi di paduin sama ice cream. Duh, mungkin kalau kembali lagi ke Udo Island, yang pertama di cari bakalan orange ice cream ini kali.
Price Range : 4000 won
Peanut ice cream & orange ice cream Udo island (4000 won)

Odeng/Eomuk
Diantara yang disebutin diatas yang paling favorit adalah odeng/ eomuk, paling mudah juga di temukan, apalagi di daerah lebih ke utara nya Korea. Karena si odeng ini nikmatnya akan terasa 3 kali lipat kalau di makan pas dingin. Bentuknya seperti jeroan usus gitu, awalnya saya juga gak minat, tapi penasaran kok rame banget (gak deng kebetulan pas di chuencon yang suhunya 6 derajat, ada 1 food stalls yang cuma jual odeng, jadi mau gak mau terpaksa beli karena kelaperan. Dan ternyata enak !! kuah kaldu nya itu yang bikin nagih, kalau rasa odeng nya sendiri sebenarnya mirip-mirip dengan otak-otak kalau di Indonesia.

Nah ada yang berniat ke korea ? Semoga kalian bisa eksplor jajanan Korea lebih banyak ya  dari saya ya ! jangan lupa sharing sharing. By the way i just signed up in ask.fm, yang mau tanya tanya lebih jauh bisa kesini http://ask.fm/kadekarini. See you there :D


All photos taken with Samsung NX500 + 30mm F2 Lens.

Cheers,
kadekarini

Menyapa Sang Raja Yogyakarta, Gunung Merapi 2968 mdpl

$
0
0
Selama 4 tahun, pagi saya selalu rutin di sapa oleh sang Raja dari kota Yogyakarta. Terlahir dan besar di perkotaan, saya tumbuh menjadi pribadi yang realistis, tidak pernah menelan matang-matang sebuah mitos, terlena pada kemegahan gaya hidup metropolitan. 
Pasar Bubrah, Gunung Merapi. 2015
Lima tahun lalu, saya hanya gadis perantau yang pergi menimba ilmu di sebuah Kota yang sekarang menjadi satu-satu nya kota yang saya kagumi, dan selalu ada di dalam "kamus" kangen saya. Lima tahun lalu, saya hanya seorang pendatang baru di kota asing di lingkaran orang-orang asing. Lima tahun lalu, saya hanya seorang maba yang setiap paginya berangkat ke kampus untuk mengikuti masa orientasi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Namun satu yang tidak pernah absen menemani semua perjalanan saya, yang selalu meyambut pagi saya berangkat ke kampus, yang selalu menyapa sore saya di perjalanan mencari makan malam, dan yang selalu saya kagumi hingga sampai saat ini. Sapa saya untuk puncak Gunung Merapi, the king of Yogyakarta.
Pemandangan Gunung Merbabu di perjalanan menuju Pos I
Mungkin bisa di bilang ini adalah "dream comes true" saya yang ke sekian kalinya. Seorang manusia yang selalu di sapa oleh gagahnya sang Merapi, tapi hanya berani membalas sapaannya dari bingkai jendela, atau bingkai kamera. Tapi yang pasti kekaguman saya atas gagahnya sang Raja Yogyakarta tidak pernah pudar, hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk menyapanya dari dekat, tidak lagi menikmati rautnya dari jauh tapi mendaratkan kaki di puncaknya.
Gunung Merbabu terlihat sangat dekat dari Pasar Bubrah, Merapi.
Basecamp menuju Pos I - 60 menit
Jalur pendakian Merapi yang biasa di lewati adalah jalur via new selo (Boyolali), basecamp yang sangat populer dengan signage ala hollywood nya. Kabar yang terdengar kalau trek gunung Merapi dari bawah sampai puncak menanjak terus tanpa ada bonus ternyata benar. Di perjalanan ini kita akan melewati jalur yang masih berbentuk aspal dengan ladang-ladang penduduk di sebelah kiri dan kanan nya. 
Pos I menuju Pos II - 1 jam 45 menit
Sudah tidak ada lagi trek berbentuk aspal, berubah menjadi tanah tandus yang kemiringannya semakin curam, di perjalanan ini gagahnya puncak merbabu terlihat sangat jelas disisi sebelah kanan. Merbabu tampak sangat besar dan tegap dengan balutan selimutnya yang berwarna hijau subur.
Pos II menuju Tempat Camping - 20 menit
Selepas pos II jalur pendakian sudah mulai di dominasi oleh batu-batu besar, kebanyakan para pendaki memilih mendirikan tenda di Pasar Bubrah, agar lebih dekat ketika melakukan summit attack. Namun di tengah perjalanan, kami menemukan sebuah tempat yang cukup nyaman untuk mendirikan tenda, lokasinya tepat di belakang batu besar, cukup baik untuk menghalangi hembusan angin langsung, mengingat angin di gunung merapi terkenal cukup kencang.
Tempat Camping menuju Pasar Bubrah - 20 menit
Kami memulai pendakian di pagi hari pukul 05.00 pagi, walaupun hujan mengguyur semalam, tapi kami lumayan tertidur nyenyak, dan bangun pagi dengan segar dan cuaca cerah. Sampai di pasar bubrah tepat ketika sunrise mulai muncul. Ketika sampai di Pasar Bubrah, ada banyak sekali tenda, untungnya kami memilih untuk mendirikan tenda di tempat sebelumnya, gak kebayang kalau camp di Pasar bubrah, kena angin langsung pasti dingin banget.
Pasar Bubrah menuju Puncak Merapi - 1 jam 30 menit
Mungkin ini adalah salah satu memori yang tidak akan pernah hilang, mendaki puncak gunung merapi yang teksturnya penuh pasir dan kerikil. Puncaknya yang terpapar jelas di depan mata saya, dengan penampakan warna warni kecil yang ternyata adalah para pendaki. Dengan sangat sadar saya melihat puncaknya yang begitu kokoh dengan kemiringan 60 derajat. Tapi rasanya, saya tidak full sadar ketika berhasil mendaki nya hahaha. 
Diambil dari pasar bubrah, tarik nafas panjang dulu pas nengok ke atas.
Inget banget ini pas nanya sama diri sendiri "ngapain sih susah-susah kaya gini, mendingan juga nonton doraemon hari minggu"
dari bawah sampe puncak kaya gini, sambil teriak "jauh-jauh dari gue, runtuhan batu yang gue injek banyak" hahaha
Inilah perjalanan ke puncak Merapi, ysng sebelumnya sudah pernah di ceritakan, bahwa treknya cukup menyita tenaga, karena teksturnya yang berpasir, dan itu semua berhasil saya buktikan. Satu jam 30 menit yang penuh teriakan, satu jam tiga puluh menit merayap seperti layaknya spiderman yang berusaha mencari pedoman perkuatan tangan, satu jam tiga puluh menit saya melangkahkan 1 langkah naik namun merosot turun 2 langkah, satu jam tiga puluh menit yang selalu mempertanyakan "what am i doing here ?"
Kokohnya gunung Merbabu yang di selimuti kabut tipis.
Pasar Bubrah, Gunung Merapi 05.30 AM
Puncak Gunung Merapi, di sebelah kanan langsung menghadap kawah Merapi.
Kawah Merapi yang saat itu tertutup kabut.
Mungkin kalau ditanya sekarang, "gimana kemarin naik Merapi ?" saya lupa atau tiba-tiba hilang ingatan, yang saya ingat hanyalah saya seperti berada di permukaan bulan dengan tekstur batu dan debu, saya menyaksikan sunrise yang amat sangat cantik bagai negri di atas awan, dan saya behasil berdiri di garis puncak Gunung Merapi yang langsung berbatasan dengan kawah merapi yang mendidih, hingga turun merosotkan diri di pasir puncak merapi.
Pasar Bubrah dari puncak Merapi, itu kecil-kecil pada ngerayap orang lho, keliatan ga ? i was there tho.
Udah sampe puncak, cari tempat sepi dulu buat foto selfie.
Lagi, bukanlah hal mudah untuk bisa berada di puncak gunung, dan tidak ada sebutan termahir untuk sebuah pendakian. Biarpun jam terbang saya belum cukup banyak, tapi selalu ada rasa bangga ketika saya berhasil menyelesaikan sebuah misi pendakian. Berat memang, capek pastinya, tapi disinilah tempat dimana saya merasa bangga terhadap diri saya sendiri, tersadari oleh kemampuan yang sebelumnya saya remehkan. 
Lautan awan di puncak merapi.
Keindahan pemandangan yang di tawarkan dari pendakian sebuah gunung pasti sudah banyak di ketahui banyak orang. Tapi tetap, gunung bukanlah tempat yang bisa di pandang sebelah mata. Bukanlah sebuah tempat untuk mewadahi keriangan sementara tanpa pertanggung jawaban. Bawa turun kembali sampah kalian :)


How To Get There
Alternatif 1
- Kereta Tawang Jaya Pasar Senen - Semarang Poncol (6 jam) = 65.000
- Taxi ST.Semarang Poncol - Sukun (20 menit) = 60.000
- Bus Semarang - Boyolali (2 jam)= 20.000 (di Boyolali minta turun di persimpangan menuju pasar sungkingan, kemudian di lanjutkan jalan kaki menuju pasar sungkingan sekitar 1 km)
- Di pasar sungkingan bisa carter angkot sampai ke Basecamp New Selo (1 jam) = 125.000
Alternatif 2
 Kereta Progo Pasar Senen - Yogyakarta (6 jam) = 65.000
- Sewa motor, Yogyakarta - New Selo (2 jam)



cheers,

kadekarini

Pendakian Menggapai Atap Sumatra, Gunung Kerinci 3805 mdpl.

$
0
0
Puncak Kerinci 3805 mdpl
Tiga bulan yang lalu di sebuah coffee shop, saya di tantang untuk mendaki sebuah Gunung Berapi tertinggi di Indonesia. Saya yang waktu itu belum memiliki pengalaman mendaki gunung di atas ketinggian 3000 mdpl menjawab dengan lantang "ayok !", meski rasa panik kemudian berselimut. Apa mungkin saya yang belum memiliki pengalaman mendaki gunung tinggi bisa sanggup berada di Gunung berapi tertinggi di Indonesia ?

Lagi, adalah kerugian yang amat sangat besar jika menolak suatu tantangan. Pengalaman yang selalu mengajarkan saya bahwa "You Only Live Once", kalau bukan sekarang saatnya mencoba, kapan lagi ?

Gunung Kerinci dari Desa Kersik Tuo.

Pada tanggal 10 Mei untuk pertama kalinya saya tiba di Sumatra Barat, Terik matahari menyambut saya dan tim summit Gunung Kerinci siang itu. Rupanya travel yang saya charter sudah menunggu di parkiran Bandara International Minangkabau. Mobil berwarna hijau yang sudah terlihat nampak tua, bertanya saya kepada sang supir "Pak gak ada AC nya ?""Mana ada AC di Kerinci sudah dingin". Saya kemudian membayangkan 8 jam perjalanan yang harus di tempuh untuk sampai di  anak kaki gunung Kerinci Kersik tuo tanpa AC. Ah sudahlah, mungkin memang benar tidak akan di temukan fasilitas berAC di kaki gunung kerinci.

Gunung Kerinci dari Desa Kersik Tuo

Sepuluh menit berkendara untuk sampai di gerbang pendakian Gunung Kerinci. Tidak banyak pendaki yang mendaki saat itu, hanya ada 2 rombongan, rombongan saya (7 orang) dan rombongan lain (11 orang). Oh Kerinci, bawa saya ke puncakmu ya, pinta saya ketika menginjakan kaki pertama melewati gapura selamat datang.

Basecamp - Pos I (30 menit)
Perjalanan dari basecamp ke Pos I masih terbilang cukup landai, hutan tertutup dengan kondisi jalan yang becek dan licin, oh ternyata kemarin baru turun hujan.
Pos I - Pos II (20 menit)
Masih dengan kondisi jalan yang sama, namun tanjakan yang di temukan sudah semakin banyak.
Trek Pendakian Gunung Kerinci dari basecamp sampa Pos II
Pos II - Pos III (40 menit)
Jarak tempuh dari basecamp sampai pos III kami tempuh dengan waktu total 1,5 jam. Kira kira kalau di break-down waktunya seperti diatas. Pos III adalah satu satunya Pos yang memiliki sebuah gazebo, ke dua pos sebelumnya hanya ditandai berupa tiang dan papan nama.
Trek Pendakian Gunung Kerinci adalah Hutan tropis tertutup.
Pos III - Shelter I (90 menit)
Trek jalan sudah menukik tajam, bukan hanya tanjakan namun juga pendaki harus bisa memilih pijakan.
Shelter I - Shelter II (3 jam)
Perjalanan terberat selama pendakian Kerinci. Tiga jam yang menguras emosi, trek pendakian semakin tertutup dengan kemiringan 60 derajat. Selama trek pendakian ini akan ditemukan 2 trek yang berbentuk seperti goa dimana kita harus jalan setengah membungkuk. Bagian paling menguji kesabaran dimana pendaki bukan hanya sekedar membawa badan mengikutin jalur, namun juga harus berfikir untuk memilih jalan. Ketika kami beristirahat di Shelter II, hujan turun yang membuat perjalanan kami ke pos selanjutnya terasa semakin berat. Kebanyakan para pendaki memilih mendirikan tenda di Shelter II. Dengan lahan yang sempit, meskipun hanya ada 3 tenda yang berdiri, shelter II sudah terlihat penuh. Akhirnya saya dan team memutuskan untuk lanjut berjalan menuju ke shelter III sembari mencari lahan kosong untuk mendirikan tenda.
Dari Shelter I sampai Shelter II akan ditemui beberaa trek berbentuk seperti goa.
Shelter II - Shelter III (70 menit)
Setelah 40 menit berjalan dari shelter II akhirnya kami menemukan lahan untuk mendirikan tenda. Trek pendakian sudah mulai terbuka dari shelter II. Dari tenda menuju ke shelter III hanya dibutuhkan wakti 30 menit lagi
Trek paling panang dari Shekter I ke Shelter II yaitu 3 jam di warnai dengan trek seperti ini.
Shelter III - Tugu Yuda (60 menit)
Memulai summit attack pada pukul 03.30, dingin yang menusuk tulang tidak lagi terasa ketika kami sudah berjalan 30 menit lamanya. Summit attack dengan kemiringan trek jalan 60 derajat dengan tekstur yang berpasir. Tugu Yuda adalah check point terakhir sebelum mencapai puncak. Dinamakan Tugu Yuda, karena ini adalah tempat tepat dimana dahulu ada pendaki yang hilang dan bernama Yuda.
Tugu Yuda - Puncak (90 menit)
Trek tekstur menjadi lebih berpasir, bagaimana tidak, inilah gunung berapi tertinggi di Indonesia.
Shelter III sampai Tugu Yuda jga masih tertutup.
Dan akhirnya sampailah kami di Puncak Kerinci 3805 mdpl, sebuah pemandangan yang di luar nalar untuk dinikmati. Sebuah susunan bongkahan batu diatas lautan awan. Tampak pemandangan Danau Gunung Tujuh yang merupakan Danau Tertinggi di Asia. Pijakan puncak gunung yang langsung berbatasan dengan kawah nya yang masih aktif. Hembusan angin yang semakin kencang menerpa. Matahari kian memunculkan sinarnya, sinar hangatnya bagai mendukung kami untuk lebih lama berada di puncak menikmati alam yang tersaji.
The best team ever, akhirnya menginjakan kaki di Atap Sumatra (dari ki-ka @mrizag @meizalrossi, @her_journeys, @kadekarini, @abienugraha @Asokaremadja @kabutipis)

Perasaan yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata, haru yang tidak bisa di bendung oleh mata, rasa bangga yang tidak cukup di ungkapkan oleh sebuah teriakan. Saya yang tidak pernah bermimpi untuk berada di puncak gunung akhirnya mampu berdiri di Puncak gunung berapi tertinggi di Indonesia. 
Muka terlalu bahagia akhirnya bisa sampai puncak kerinci haha.
Puncak Gunung Kerinci bertekstur berbatuan vulkanik.

Pemandangan Puncak Kerinci dengan view Danau Gunung Tujuh.


Danau Gunung Tujuh mash setia mendampingi Gunung Kerinci,
Saya masih ingat ketika masih di sekolah menengah, saya pernah meminta izin untuk mengikuti pendakian bersama ke gunung gede. Angan tinggal angan, saya tidak pernah di izinkan karena gunung selalu di anggap tidak aman.

Lautan Awan di Puncak Gunung Kerinci.
Hingga akhirnya saya berhasil membuktikan nya. Mountains are safe, tell your loved ones that you will be home and bring the glory of the peak of mountain safely.

Trek turun dari puncak Kerinci menuju Tugu Yuda
Cerita Menggapai Atap Sumatra, Gunung Kerinci 380 mdpl
How To Get There
- Meskipun Gunung Kerinci masuk ke wilayah Jambi, namun akan lebih dekat untuk terbang ke Padang.
- Dari bandara Minangkabau bisa dinlanjutkan naik damri 20.000 menuju terminal, kemudian dilanjutkan travel menuju kersik tuo sekitar 100.000 (perjalanan 9 jam)
- Pilihan lain bisa langsung minta di jemput ke Bandara dengan ongkos 140.000 (perjalanan 8 jam)
- Dari Desa Kersik Tuo menuju gerbang pendakian bisa naik mobil angkot dengan ongkos 12.000/orang, tanya saja kepada orang sekitar.

How Much Does It Cost
- Tiket Jakarta - Padang 650.000
- Bandara Minangkabau - Kersik Tuo 140.000
- Penginapan Paiman (2 malam) 80.000
- Makan siang di homestay Paiman 5 x 15.000 = 75.000
- Sarapan di homestay Paiman 2 x 10.000 = 20.000
- homestay - gerbang kerinci = 12.000
- Biaya porter 2hari x 250.000/hari = 500.000/orang

Tips & Trick
- Di Hutan Kerinci hampir tiap hari hujan sehingga trek selalu becek dan berlumpur. Pastikan memakai alas kaki yang mendukung.
- Perjalanan turun dari puncak akan lebih menyita emosi, karena trek yang sangat licin menukik.
- Di Desa Kersik Tuo terdapat beberapa penginapan, salah satu yang banyak di rekomendasi kan adalah homestay Paiman.
- Di Homestay Paiman di sediakan makanan di meja makan yang bisa di ambil sendiri, sekali makan 15.000/ orang dan harga untuk sarapan 10.000/orang.
- Lebih baik reservasi dulu, karena homestay Paiman ini suka penuh. Reservasi dengan Tika 085377714011
- Jika ingin di jemput di Bandara, bikin janji telfon dulu, karena tidak ada travel yang menunggu di dalam bandara. Yang kemarin saya pakai SKW Travel 0813 63399897



Viewing all 136 articles
Browse latest View live